Lebaran 2025

Lafadz Niat Qadha Ramadan Digabung Puasa Syawal 2025, Ustadz Abdul Somad Jabarkan Nilai Pahala

Ustadz Abdul Somad menjelaskan hukum qadha puasa Ramadan digabung dengan puasa enam hari di bulan Syawal 2025.

Editor: Mariana
Youtube KAJIAN WAY TO HEAVEN
PUASA SYAWAL - Ustadz Abdul Somad memaparkan hukum menggabungkan qadha puasa Ramadhan dengan Puasa Syawal 2025 bagi umat Islam. 

BANJARMASINPOST.CO.ID - Penceramah Ustadz Abdul Somad menjelaskan hukum qadha puasa Ramadan digabung dengan puasa enam hari di bulan Syawal 2025.

Bacaan niat Puasa Syawal 6 hari dilengkapi lafal latin dan artinya bisa disimak di artikel ini.

Dikatakan Ustadz Abdul Somad, sebelum melaksanakan Puasa Syawal, sebaiknya melunasi utang puasa terlebih dulu.

Namun jika melakukan qadha puasa Ramadhan di bulan Syawal, Ustadz Abdul Somad menyampaikan secara otomatis juga akan mendapatkan pahala Puasa Syawal selain utang puasa terbayarkan.

Saat ini umat Islam berada di bulan Syawal 2025, setelah sebelumnya berpuasa di bulan Ramadan 1446 Hijriyah.

Baca juga: Viral Sejumlah Mahasiswa ULM Terima Teror Telepon "888", Pelaku Mengaku dari Polda Kalsel

Baca juga: Momentum Idul Fitri 2025, Narapidana Rutan Tanjung Tabalong Dapat Remisi Khusus

Di bulan Syawal, terdapat amalan-amalan sunnah yang dianjurkan di antaranya Puasa Syawal.

Puasa Syawal merupakan puasa sunnah yang dapat dilaksanakan selama enam hari di bulan Syawal setelah Lebaran Idul Fitri.

Ustadz Abdul Somad menjelaskan umat muslim yang menjalankan qadha puasa enam hari di bulan Syawal otomatis mendapatkan pahala puasa enam tersebut.

"Pengerjaannya di awal bulan Syawal boleh, di tengah pun di akhir, berturut-turut atau secara terpisah pengerjaan puasanya selama enam hari itu juga boleh," terang Ustadz Abdul Somad dikutip Banjarmasinpost.co.id dari kanal youtube KAJIAN WAY TO HEAVEN.

Adapun niatnya, umat Islam cukup melakukan niat untuk qadha atau bayar utang puasa Ramadan saja tanpa digabung dengan Puasa Syawal.

Sebab menggabung ibadah wajib dengan sunnah diharamkan, kecuali sesama ibadah sunnah.

Hal ini berlaku tak hanya bagi perempuan saja, kaum laki-laki yang sakit di bulan Ramadhan dan terpaksa tak berpuasa selama beberapa hari, maka bisa pula menggantinya atau qadha di bulan Syawal, akan mendapatkan dua pahala sekaligus.

Hikmah dan keutamaan adanya puasa Syawal yakni menjaga kontinuitas keberlangsungan amal, selain itu badan tak terkejut makan setelah puasa di bulan Ramadhan.

Setelah satu bulan berpuasa di bulan Ramadhan, terkadang ada orang yang lepas kontrol perihal makanan.

Karena itu, puasa enam hari di bulan Syawal dapat sebagai pengendali tubuh dan hawa nafsu untuk terus makan. Pada 2 Syawal sudah mulai boleh mengerjakan puasa Syawal.

Niat Puasa Syawal

Bagi Anda yang terbiasa melafadzkan niat, berikut niat puasa Syawal:

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلهِ تَعَالَى

"Nawaitu shauma ghadin ‘an adâ’i sunnatis Syawwâli lillâhi ta‘âlâ.

Artinya, “Aku berniat puasa sunah Syawwal esok hari karena Allah SWT.”

Untuk puasa sunah, niat boleh dilakukan di siang hari sejauh yang bersangkutan belum makan, minum, dan hal-hal lain yang membatalkan puasa sejak subuh.
Ia juga dianjurkan untuk melafalkan niat puasa Syawal pada siang hari.

Berikut ini lafalnya :

نَوَيْتُ صَوْمَ هَذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلهِ تَعَالَى

"Nawaitu shauma hâdzal yaumi ‘an adâ’i sunnatis Syawwâli lillâhi ta‘âlâ.
Artinya, “Aku berniat puasa sunah Syawwal hari ini karena Allah SWT.”

Tata Cara Melakukan Puasa Syawal

Tata cara puasa Syawal sama dengan tata cara puasa lainnya secara umum, di antaranya:

1. Melafalkan niat
Jangan lupa berpuasa Syawal didasari dengan niat telebih dahulu.

2. Makan sahur

Disunnahkan makan sahur sebelum terbit fajar.
Namun, tidak makan sahur pun (misalnya terlambat bangun) tidak apa-apa jika kuat, dalam artian puasa tetap sah.

3. Menahan diri dari segala hal yang membatalkan puasa

Saat berpuasa, hendaknya senantiasa untuk menahan diri dari makan, minum serta hal lain yang dapat membatalkan puasa, sejak terbit fajar hingga tenggelamnya matahari, atau waktu Maghrib.

4. Berbuka puasa

Disunnahkan menyegerakan berbuka puasa ketika matahari terbenam, yakni bersamaan dengan masuknya waktu Maghrib.

(Banjarmasinpost.co.id)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved