Nasional

Jurusan IPA, IPS dan Bahasa di SMA Ada Lagi, Simak Penjelasan Tes Kemampuan Akademik Pengganti UN

Jurusan IPA IPS dan Bahasa di tingkat SMA kembali berlaku setelah sebelumnya sempat dihapus, ada pula Tes Kemampuan Akademik pengganti Ujian Nasional

Editor: Rahmadhani
BANJARMASINPOSTGROUP/EDI NUGROHO
JURUS KEMBALI - Kepala Sekolah SMAN 1 Anjir Pasar, Murjani, mengawasi langsung pelajar SMAN 1 Anjir Pasar Kabupaten Batola yang mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK), Selasa (2/4/2019) lalu. Jurusan IPA IPS dan Bahasa di tingkat SMA kembali berlaku setelah sebelumnya sempat dihapus, ada pula Tes Kemampuan Akademik pengganti Ujian Nasional 

BANJARMASINPOST.CO.ID - Jurusan IPA IPS dan Bahasa di tingkat SMA kembali berlaku setelah sebelumnya sempat dihapus saat Menteri Pendidikan era Nadiem Makarim.

Pemberlakuan urusan IPA IPS dan Bahasa di SMA dikarenakan Ujian Nasional versi baru atau yang kini diberi nama Tes Kemampuan Akademik (TKA).

Hal itu sebagaimana diungkapkan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti.

Ujian Nasional (UN) versi baru atau yang disebut Tes Kemampuan Akademik (TKA) akan berbeda dari pelaksanaan ujian evaluasi seperti Asesmen Nasional (AN) yang sudah dilaksanakan sebelumnya.

Menurut Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti nantinya TKA akan menguji mata pelajaran yang memang dipelajari siswa.

"TKA itu nanti berbasis mata pelajaran. Sehingga itu akan membantu para pihak terutama untuk murid yang melanjutkan perguruan tinggi itu lihat kemampuannya seperti apa," kata Mu'ti di Kantor Kemendikdasmen, Jakarta, Jumat (1/4/2025).

Oleh karena itu, ke depannya, Mu'ti akan menghidupkan kembali penjurusan IPA, IPS, dan Bahasa di SMA untuk memudahkan proses TKA.

TKA pada jenjang SMA akan dilaksanakan mulai November 2025. Sehingga kemungkinan penjurusan IPA, IPS, dan Bahasa akan ada lagi tahun ini pula.

Mu'ti menjelaskan, dalam TKA akan ada mata pelajaran wajib bagi siswa baik IPA, IPS, dan Bahasa ditambah mata pelajaran khusus jurusan.

Misalnya pada jurusan IPA seperti Biologi, Fisika, dan Kimia. Sementara IPS seperti Ekonomi, Geografi, Sejaran dan ilmu lainnya terkait bidang sosial.

"Dalam TKA itu nanti mulai itu ada tes yang wajib yaitu Bahasa Indonesia dan Matematika itu wajib untuk mereka yang ngambil IPA itu nanti dia boleh memilih tambahannya antara Fisika, Kimia atau Biologi," ujarnya.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Untuk yang IPS juga begitu. Dia boleh ada tambahan apakah itu Ekonomi apakah itu Sejarah atau ilmu-ilmu lain yang ada dalam rumpun ilmu-ilmu," jelas dia.

Dia menambahkan, dalam TKA itu nanti mulai itu ada tes yang wajib yaitu Bahasa Indonesia dan Matematika itu wajib untuk mereka yang mengambil IPA nanti boleh memilih tambahannya antara Fisika, Kimia atau Biologi.

"Untuk yang IPS juga begitu. Dia boleh ada tambahan apakah itu ekonomi apakah itu sejarah atau ilmu-ilmu lain yang ada dalam rumpun ilmu-ilmu," jelas dia.

Penjurusan sempat dihapus

Adapun jurusan IPA, IPS, dan Bahasa sudah dihapus pada masa Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud Ristek) 2019-2024 Nadiem Makarim.

Kepala Badan Standar Nasional Kurikulum dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemendikbud Ristek (Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi) kala itu, Anindito Aditomo menjelaskan, penghapusan itu sengaja dilakukan.

Sebab selama ini penjurusan seperti itu cenderung mencerminkan asas ketidakadilan karena rata-rata orangtua akan memilih memasukkan anaknya ke jurusan IPA.

"Salah satunya itu (karena orangtua rata-rata memilihkan anaknya masuk IPA). Kalau kita jurusan IPA kita bisa memilih jurusan lain," kata Anindito ketika berbicang dengan Kompas.com, Senin (15/7/2024).

Menurut Anindito, orangtua bersikap seperti itu karena hanya mencoba berpikir rasional dengan meminta anaknya masuk IPA agar banyak pilihan program studi (prodi) yang bisa dipilih saat masuk perguruan tinggi.

Selain itu, karena banyak dari jurusan IPA yang mengambil prodi yang biasa didaftarkan siswa jurusan IPS dan bahasa, membuat kuota siswa jurusan IPS dan bahasa semakin menipis.

Oleh sebab itu, kata Anindito jurusan tersebut dihapuskan dan digantikan dengan sistem pemilihan pelajaran sesuai minat siswa.

Berita ini sudah tayang di Kompas.com

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved