Usaha Tempe di Angsau Pelaihari

UMKM Kalsel: Ini Jumlah Bahan Baku Kedelai yang Dibutuhkan Usaha Tempe di Angsau Pelaihari Tanahlaut

Usaha produksi tempe Mbah Sum yang berada di kawasan Jalan Balerejo, Kelurahan Angsau, Kecamatan Pelaihari, Kabupaten Tanahlaut (Tala), Kalimantan

Penulis: BL Roynalendra N | Editor: Edi Nugroho
BPOST GROUP/BANYU LANGIT ROYNALENDRA NARESWARA
REBUS - Agus Supranoto merebus kedelai di rumah produksinya di kawasan Jalan Balerejo, Pelaihari. UMKM Kalsel: Rutin Produksi, Ini Bahan Baku Kedelai yang Dibutuhkan Usaha Tempe di Angsau Pelaihari Tala 

BANJARMASINPOST.CO.ID, PELAIHARI - Usaha produksi tempe Mbah Sum yang berada di kawasan Jalan Balerejo, Kelurahan Angsau, Kecamatan Pelaihari, Kabupaten Tanahlaut (Tala), Kalimantan Selatan (Kalsel), tetap eksis hingga sekarang.

Data dihimpun media ini Rabu (30/4/2025), usaha tempe Mbah Sum tersebut mulai berdiri atau operasional sejak tahun 2000 silam. Ini merupakan usaha keluarga atau home industry.

Kini usaha tersebut diteruskan oleh sang anak yaitu Agus Supranoto. Produksinya rutin yakni tiap hari. Tenaga kerjanya adalah anggota keluarga mereka.

Berapa banyak bahan baku kedelai yang diperlukan tiap hari? "Rata-rata tiga karung. Per karungnya isi 50 kilogram, jadi sehari perlu 150 kilo kedelai," papar Agus.

Baca juga: Dilarikan ke Rumah Sakit, Pekerja Bangunan Tersengat Listrik di Kompleks Garawiratama Banjarmasin

Baca juga: UMKM Kalsel: Banyak Pelanggan, Usaha Tempe di Angsau Pelaihari Tala Bertahan Lebih Dua Puluh Tahun

Namun, lanjutnya, adakalanya hanya perlu dua karung ketika permintaan pasar berkurang. Sifatnya situasional, menyesuaikan serapan konsumen. Ketika misalnya ada pesanan untuk acara besar, maka produksi juga bertambah dan sebaliknya.

Mengenai bahan baku kedelai, Agus mengatakan sejauh ini secara umum tetap lancar. Ada pemasok kedelai dari Banjarmasin. Ketika sudah saatnya menambah bahan baku, dirinya tinggal pesan.

Harga kedelai sebelum bulan puasa lalu masih pada kisaran Rp 10 ribu per kilogram. Kemudian menjelang lebaran Idul Fitri 1446 Hijriyah lalu, Agus sempat menyetok kedelai sebanyak 70 karung dengan harga Rp 10.200.

Setelah lebaran harga kedelai naik menjadi sekitar Rp 11 ribu. Hal ini membuat para pelaku usaha tempe dan tahu di Indonesia gundah, termasuk Agus dan para produsen tempe tahu lainnya di Tala.

(banjarmasinpost.co.id/banyu langit roynalendra nareswara)

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved