Berita Hulu Sungai Selatan

Guru Honorer Selama 17 Tahun Ini Tiap Pagi Mengajar di SD, Sore Ajari Santri Mengaji di TPQ

Satu guru honorer selama 17 tahun di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS), Kalimantan Selatan, nyambi jadi guru mengaji di TPQ

Penulis: Adiyat Ikhsan | Editor: Mulyadi Danu Saputra
zoom-inlihat foto Guru Honorer Selama 17 Tahun Ini Tiap Pagi Mengajar di SD, Sore Ajari Santri Mengaji di TPQ
facebook
Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Hulu Sungai Selatan di Kota Kandangan.

BANJARMASINPOST.CO.ID, KANDANGAN - Guru honorer di satu Sekolah Dasar (SD) Negeri di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS), EW (42) mengungkapkan proses penggajian. 


Dia mengaku menerima upah Rp 300 ribu per bulan, ditambah BOSDA Rp 500 ribu. Untuk gaji dari dana Bantuan Operasi Sekolah (BOS) dia terima per triwulan. Sedangkan dari BOSDA tidak menentu dibayarkan, bisa per tiga bulan, terkadang per bulan.


“Memang tidak ada kendala dalam proses pembayaran, hanya saja menunggu pencairan BOS tersebut,” ujar guru kelas ini, Senin (5/5/2025). Selama ini, guna mencukupi kebutuhan sehari-hari, EW menyambi jadi guru ngaji di TPQ.


EW yang telah sertifikasi guru ini, jadi tenaga pendidik lebih kurang 17 tahun sejak 2007. Pada tahun ini dia mengikuti tes PPPK tahap 2.


“Memang sudah lama jadi guru, tapi dulu menggunakan ijazah D3 Akuntan. Baru 2022 tadi selesai lulus PGSD. Sempat ikut tes PPPK tahun 2023 tapi tidak lulus, kemudian di tes tahapan I 2024 tadi tidak termasuk database,” tutur dia.


Dia mengungkapkan, jadi guru merupakan cita-cita sejak bersekolah MAN. Tapi terkendala untuk meneruskan pendidikan ke Perguruan Tinggi (PT), sehingga baru dapat berkuliah usai menikah dan lulus D3. Meski bukan lulusan keguruan, dia tetap berusaha menyatarakan pendidikan, sampai akhirnya menyelesaikan S1 PGSD.


“Awal pertama honor masih Rp 150 ribu per bulan. Kemudian naik Rp 300 ribu dan mendapatkan BOSDA di 2019 tadi Rp 500 ribu. Total Rp 800 ribu,” bebernya.


EW berharap di kesempatan tes PPPK tahap II ini dapat lulus dan tidak ada kendala lagi. Dia optimistis bisa menjawab tiap soal dan berharap ada jalur afirmasi tambahan nilai lagi.


Secara terpisah, ALM guru honorer di satu sekolah kejuruan negeri di HSS, mengungkapkan, keterlambatan gaji pernah dialami, biasanya di awal tahun, hingga tiga bulan pertama.


Menurut dia, dilihat dari kontrak kerja surat kesepakatan, pembayaran memungkinkan di April atau triwulan. Hal ini, menurut dia, membuat honorer agak terganggu. Terutama yang berharap dari gaji pokok saja.


“Kan tidak ada tunjangan, hanya gaji pokok. Jadi perlu mengaturnya sebaik mungkin, terutama ketika awal tahun tadi,” bebernya.


ALM sebagai tenaga honorer menerima gaji sekitar Rp 3,1 juta. Meski demikian, sebagai pendatang di HSS untuk sementara dia belum bekerja sampingan tetap, hanya freelance.


Dia berharap gaji honorer dapat disesuaikan dengan harga bahan pokok yang  semakin naik.
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan HSS (Disdikbud) HSS, melalui Kabid SD, Umar Dani mengungkapkan, pengggajian guru honorer di HSS berasal dari BOSP dan BOSDA. Penggajian BOSP dilakukan masing-masing sekolah.


Dikatakannya, BOSDA memang agak terlambat karena adanya efesien anggaran dan lagi memvalidasi data honorer yang boleh digaji, karena ada beberapa ketentuan tidak boleh menerima.


“Sementara ini, yang boleh digaji berdasar edaran Pemda, status honor masuk dalam Database BKN dan Honor masih dalam proses P3K atau masuk pada tahap dua tes PPPK. Di luar dari itu, kami tidak berani lagi menganggarkan,” terang Umar Dani. (banjarmasinpost/adiyat ikhsan)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved