Serambi Ummah
Ustadz Ahmad Mahfuji: Hidupkan Dakwah di Kampung Halaman
Majelis Taklim Darul Khairat di Desa Lumbu Raya, Kabupaten Tapin, aktif membina masyarakat lewat kajian keislaman yang rutin digelar setiap pekan.
Penulis: Mukhtar Wahid | Editor: Mariana
BANJARMASINPOST.CO.ID - Majelis Taklim Darul Khairat di Desa Lumbu Raya, Kecamatan Tapin Utara, Kabupaten Tapin, terus aktif membina masyarakat lewat kajian keislaman yang rutin digelar setiap pekan.
Pengasuh majelis ini, Ustadz Ahmad Mahfuji, telah konsisten berdakwah sejak 2007. Bagaimana lika-liku dan usaha Ustadz Mahfuji dalam menghidupkan Majelis Taklim Darul Khairat ini terus berkesinambungan dalam menegakkan Syariat dan Dakwah Islam. Berikut petikan wawancaranya di sela kegiatan rutin majelis, Selasa (6/4).
Sejak kapan Majelis Taklim Darul Khairat ini berdiri, Guru?
Kalau dari awalnya, itu sejak pulang dari nyantri di Pondok Pesantren Darussalam Martapura, sekitar 2007-2008. Selesai mondok, langsung membuka majelis ini.
Sudah lebih dari 15 tahun ya berjalan?
Baca juga: Umat Muslim yang Wafat saat Melaksanakan Ibadah Haji Seperti Mati Syahid
Baca juga: Diharapkan Umat Islam, Meninggal ketika Berhaji di Tanah Suci Dapat Kemuliaan
Iya, alhamdulillah, sampai sekarang masih rutin berjalan.
Apakah dari awal sudah besar seperti sekarang?
Tidak. Awalnya di Masjid Darul Falah, tempat kita salat tadi itu. Mulanya malam Selasa, lalu dipindah ke malam Rabu seperti sekarang.
Apa saja materi yang biasa disampaikan dalam pengajian?
Kami bahas dasar-dasar agama, fardhu ‘ain, mulai dari tauhid, fikih, hingga akhlak. Untuk tauhid, kitab pertama yang digunakan adalah Sifat 20 karya Habib Usman Betawi. Fikihnya pernah pakai Syarah Sittin dalam bahasa Arab. Untuk akhlak, kami pakai Akhlaq Lil Banin. Alhamdulillah masih kami jalankan rutin.
Untuk jadwal pengajian, malam Rabu ini untuk siapa saja?
Malam Rabu untuk laki-laki. Sedangkan sore Kamis untuk perempuan. Materinya kurang lebih sama, tapi untuk perempuan sering kami bahas juga fikih wanita seperti haid dan lainnya.
Apa yang menginspirasi Guru untuk aktif membina umat lewat majelis ini?
Pertama, memang dorongan dari orangtua. Waktu kecil saya sudah diwasiatkan untuk jadi tuan guru. Waktu nyantri pun, saya sudah niat pulang kampung untuk membuka majelis. Apalagi saat itu, di kampung kami masih kurang guru agama. Jadi saya merasa terpanggil untuk membina masyarakat sendiri.
Jadi ini juga bagian dari melanjutkan perjuangan para ulama terdahulu?
Jangan Kaitkan Kecelakaan dengan Hal Mistis: Tak Boleh Terbawa Syirik |
![]() |
---|
Perjalanan Warjiah Penyuluh Agama Islam di Tabalong: Aktif Bina Majelis dan Pemberdayaan Perempuan |
![]() |
---|
Hukum Islam tentang Utang: Boleh untuk Keperluan Darurat, Disiplinkan Diri Menabung |
![]() |
---|
Kiprah Dakwah Ustadz Zulfakar Ali Muhammad Tantawi Lc di Banjarmasin: Jembatani Perbedaan Mazhab |
![]() |
---|
Apakah Makanan yang Dijilat Kucing Hukumnya Menjadi Najis? Simak Penjelasan Ulama |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.