Ustadz Ahmad Mahfuji: Hidupkan Dakwah di Kampung Halaman

Sejak berdakwah dari 2007, apa pengalaman paling berkesan?

Yang paling berkesan itu waktu pertama kali membuka majelis. Banyak tantangan. Saya bukan dari keluarga tuan guru. Dari abah sampai datu belum ada yang jadi ulama. Tapi saya jalani dengan ikhlas. Ada yang belum menerima. Tapi alhamdulillah, lambat laun, dakwah saya diterima.

Ada pengalaman lucu juga, Guru?

Pernah. Seorang kawan pernah telepon saya, minta saya ceramah di suatu acara. Beberapa jam kemudian, beliau telepon lagi, minta maaf karena ternyata salah sambung. Niatnya mau menghubungi Guru Uci, tapi salah nomor. Lucu saja, tapi begitulah dinamika dakwah.

Motivasi terbesar Guru untuk terus berdakwah?

Selain dorongan orang tua, saya ingin mengisi kekosongan dakwah di kampung sendiri. Saya lahir dan besar di sini. Jadi merasa punya kewajiban menghidupkan agama di tanah kelahiran. Mudah-mudahan anak-anak muda nanti bisa melanjutkan perjuangan ini. (tar)