Berita Banjarbaru

8 Tahun Jualan Layangan Unik, Pria di Banjarbaru Ini Mampu Kuliahkan Anak Hingga Jadi PNS

Terik menyelimuti Kota Banjarbaru, Minggu (25/5/2025). Di tepi Jalan Ahmad Yani Kilometer 25, Landasan Ulin, Banjarbaru, duduk seorang pria di bawah

Penulis: Rizki Fadillah | Editor: Edi Nugroho
(Banjarmasinpost.co.id/Rizki Fadillah)
LAPAK- Lapak layangan karakter milik Joko Pornomo di Jalan Ahmad Yani KM 25, Landasan Ulin, Banjarbaru, Minggu (25/5/2025) siang. Pria asal Jawa Timur ini telah berjualan layangan selama 8 tahun 

BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARBARU - Terik menyelimuti Kota Banjarbaru, Minggu (25/5/2025). Di tepi Jalan Ahmad Yani Kilometer 25, Landasan Ulin, Banjarbaru, duduk seorang pria dibawah rimbun pohon.

Di sebelah kiri dan kanannya, bergantung layangan berbagai bentuk dan ukuran.

Ia adalah Joko Purnomo alias Paklek. Perantau asal Jawa Timur yang telah berjualan layangan di Banjarbaru selama 8 tahun.

Tempatnya berpindah-pindah di pinggir jalan Ahmad Yani Banjarbaru. dua tahun terkahir Joko mulai membuka lapak di KM 25 dekat lapangan terbang Bandara Syamsudin Noor

Baca juga: Forda 2025 Inorga Baveti Diikuti 150 Veteran, Juara 1 Akan Wakili Kalsel di Fornas NTB

Baca juga: Ini Perkembangan Lelang Amal Pembangunan Tempat Ibadah di Desa Batu Ampar Tapin

.

Bukan seperti layangan pada umumnya, layangan di lapak Joko itu memiliki bentuk unik.

Mulai dari layangan karakter seperti superhero hingga layangan berbentuk horor ada di lapak pinggir jalan protokol itu.

Harganya berpariatif mulai dari puluhan ribu hingga ratusan ribu, tergantung ukuran dan model layangan.

“Semakin besar semakin mahal, kalau yang kecil bisa Rp 50 ribu atau Rp 60 ribu, kalau yang besar bisa Rp 130 ribu atau Rp 150 ribu,” katanya.

Joko mengatakan, tidak setiap hari layangan yang ia pamerkan tersebut laku terjual. Jika memasuki musim hujan, ia terpaksa mencari pekerjaan lain karena layangan sering tak laku.

Untuk membiayai keluarga sehari-hari, selain berjualan layangan, pria tiga anak ini juga nyambi sebagai pedagang asongan. 

“Sehari bisa laku 5 sampai 10. Tapi kalau musim hujan dan tidak musim layangan, kadang dua hari tidak laku,” ujarnya

Dibalik itu, ternyata berkat dari berjualan layangan, Joko mampu membiayai kuliah salah satu anaknya hingga saat ini sukses menjadi pegawai negeri sipil (PNS) dan bertugas di Kabupaten Baritokuala.

“Biaya kuliah sedikit banyak dibantu oleh saya sama dibantu istri saya jualan es, karena biasanya kalau layangan lagi gak laku, saya jualan asongan,” ujar Joko.

(Banjarmasinpost.co.id/Rizki Fadillah)

.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved