Teknologi

Sebanyak 16 Miliar Data Login Apple, Gmail, Facebook dll Dilaporkan Bocor

Data login bocor itu untuk masuk ke berbagai platform, termasuk Apple, Gmail, dan Facebook.

Editor: Rahmadhani
BBC
BOCOR - Hampir sebanyak 16 miliar data kredensial login dilaporkan bocor. Data itu untuk masuk ke berbagai platform, termasuk Apple, Gmail, dan Facebook. 

BANJARMASINPOST.CO.ID - Hampir sebanyak 16 miliar data kredensial login dilaporkan bocor.

Data login bocor itu untuk masuk ke berbagai platform, termasuk Apple, Gmail, dan Facebook.

Hal tersebut dilaporkan oleh tim peneliti dari Cybernews. Menurut mereka, hal itu menjadi salah satu kebocoran data terbesar dalam sejarah yang melibatkan banyak platform.

Dikutip dari Business Insider, Sabtu (21/6/2025), para peneliti menemukan kebocoran data tersebut ketika dataset diekspos dalam waktu singkat.

Menurut para peneliti, data login yang bocor tersebut, termasuk password, dapat disalahgunakan oleh pihak tak bertanggung jawab sehingga merugikan banyak orang.

Kredensial login itu dapat memberikan akses kepada para oknum tak bertanggung jawab untuk masuk ke media sosial dan platform bisnis di Apple, Gmail, Telegram, Facebook, GitHub, dan masih banyak lagi.

"Pelaku kejahatan sekarang memiliki akses yang belum pernah terjadi sebelumnya ke kredensial pribadi yang dapat digunakan untuk pengambilalihan akun, pencurian identitas, dan phishing yang sangat ditargetkan,” kata para peneliti.

Meski demikian, para peneliti tidak mengetahui jumlah orang atau akun dari berbagai platform yang terpapar itu.

Mereka menilai, data-data itu kemungkinan besar dari perangkat lunak atau software berbahaya yang dikenal sebagai infostealer.

"Yang sangat mengkhawatirkan adalah struktur dan kemutakhiran set data ini. Ini bukan hanya pelanggaran lama yang didaur ulang,” ucap para peneliti.

Mereka menyebut, kebocoran data-data tersebut mungkin menjadi model intelijen baru yang dapat digunakan dalam skala besar.

Sementara wakil presiden di Dispersive, Lawrence Pingree menilai, data-data login tersebut berpotensi digunakan oleh berbagai badan intelijen.

“Badan intelijen dan pelaku ancaman sama-sama menggunakan ini dan mengumpulkan daftar ini di dark web,” katanya, dilansir dari Forbes, Jumat (20/6/2025).

“Terkadang dikemas ulang beberapa kali, terkadang dijual secara individual,” sambungnya.

Menurut Pingree, kebocoran data login tersebut menjadi berharga, ketika dapat disalahgunakan.

Sejauh ini, tidak satu pun dari kumpulan data tersebut yang pernah dilaporkan bocor sebelumnya.

Banjarmasinpost.co.id/Kompas.com

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved