Berita Tanahbumbu

Penampakan Anak Beruang Terperangkap Jebakan Babi di Tanahbumbu, Induk Mengamuk, BKSDA Ambil Langkah

eekor anak beruang dilaporkan terperangkap dalam jebakan yang dipasang warga di Desa Pulau Salak, Kecamatan Kusan Hilir, Kabupaten Tanahbumbu kalsel

Penulis: Muhammad Fikri | Editor: Rahmadhani
relawan PKJR Tanbu untuk Bpost
ANAK BERUANG - Seekor anak beruang dilaporkan terperangkap dalam jebakan yang dipasang warga di Desa Pulau Salak, Kecamatan Kusan Hilir, Kabupaten Tanahbumbu, Kalimantan Selatan, Sabtu (5/7/2025). 

BANJARMASINPOST.CO.ID, BATULICIN - Seekor anak beruang dilaporkan terperangkap dalam jebakan yang dipasang warga di Desa Pulau Salak, Kecamatan Kusan Hilir, Kabupaten Tanahbumbu, Kalimantan Selatan, Sabtu (5/7/2025).

Kabar yang beredar, insiden ini memicu kemarahan induk beruang yang mencoba menyelamatkan anaknya. Hal ini lantas membuat khawatir warga sekitar.

Terkait hal ini, Seksi Konservasi Wilayah III Batulicin Koordinator Penanganan Konflik Satwa Liar Balai KSDA Kalsel, Jarot membenarkan kejadian yang kabarnya menyebar luas di masyarakat tersebut.

Jaarot mengungkapkan bahwa laporan awal pihaknya terima dari petugas Daops Manggala Agni Balai Pengendalian Kebakaran Hutan Wilayah Kalimantan yang sedang berpatroli di desa Pulau Salak.

dalam laporan tersebut disebutkan ada penemuan 1 ekor anak beruang yang terkena jerat babi hutan. Petugas selanjutnya melakukan evakuasi dan berkoordinasi dengan pihaknya.

Baca juga: Temuan Anak Buaya Gegerkan Warga Ruas Sungai Kuin Banjarmasin, Polisi Imbau Waspada

Baca juga: Beruang Madu Kerap Muncul, Warga Desa Jambu Baru Barito Kuala Pun Was-was

“Saat tim BKSDA bergerak  untuk menangani ternyata  satwa tsb diinformasikan telah mati sekitar jam 16.15 WITA,” katanya.

Dilanjutkan olehnya, secara umum dalam menangani konflik satwa, tim BKSDA akan melakukan survei lokasi dan  memasang kandang jebak.

Ketika satwa tertangkap akan dibawa terlebih dahulu ke kandang transit untuk pemeriksaan kesehatan. Bila kondisinya baik dan menunjukkan perilaku/sifat liar yang memungkinkan   untuk hidup di alam, maka akan dilepasliarkan ke habitat alami.

Dia melanjutkan, beruang madu adalah binatang yang mayoritas makannya berasal dari tumbuhan. Ini memberikan gambaran bahwa pakannya ada di habitat aslinya yg berada di Pulau Salak bukan di area pemukiman warga.

“Artinya agar masyarakat aman, untuk sementara masyarakat dihimbau untuk tidak beraktivitas ke lokasi yg menjadi Habitatnya di area berhutan yang ada di Pulau dan masyarakat disarankan tidak beraktivitas di luar rumah di malam hari karena beruang termasuk hewan nokturnal, aktif mencari makan dimalam hari,” katanya.

Paska kejadian ini, BKSDA Kalsel akan melakukan pemasangan kandang jebak di sekitar tempat penemuan anak beruang tersebut.

Tujuannya jelas yaitu untuk menyelamatkan induk beruang yang saat ini masih ada disana. Ketika tertangkap, rencana beruang akan dibawa ke lokasi lain yang lebih baik.

“Sembari proses penjebakan berlangsung, kami akan memberikan edukasi ke masyarakat melalui pemasangan papan himbauan, agar masyarakat tidak mengganggu keberadaan beruang dan mendekati area yg saat ini menjadi habitatnya,” ujarnya

Jebakan yang dipasang masyarakat sebenarnya ditujukan untuk menjebak hewan pengganggu seperti babi hutan. Namun di lapangan, jebakan tersebut dapat berdampak pada satwa liar lain yang bukan menjadi target. 

“Terkait hal ini Kami menghimbau kepada masyarakat untuk tidak lagi memasangnya. Kegiatan pengendalian hewan pengganggu dapat  diganti dengan metode lain yang lebih aman dan tidak membahayakan satwa dilindungi yang berhabitat di dalamnya,” ujarnya.

(Banjarmasinpost.co.id/Muhammad Fikri Syahrin)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved