Terungkap Misteri Hilangnya Penyadap Karet di Tanahbumbu, Melarikan Diri ke Jawa Karena Ini

BANJARMASINPOST.CO.ID, BATULICIN - Misteri hilangnya seorang pria bernama Kuswantoro (25), yang akrab disapa Panjul warga Kabupaten Tanahbumbu, Kalimantan Selatan, akhirnya terungkap.

Buruh penyadap karet, yang bekerja di wilayah desa Desa Karangrejo, Kecamatan Karang Bintang, dilaporkan hilang secara misterius pada awal Agustus 2025 di kawasan kebun karet tempat ia bekerja. 

Namun, fakta terbaru menyebutkan bahwa Panjul ternyata sengaja melarikan diri ke Pulau Jawa, membawa uang setoran hasil sadapan karet.

Upaya pencarian dilakukan sejak Sabtu (2/8/2025) melibatkan berbagai pihak, seperti Basarnas Banjarmasin, Satpol PP dan Damkar Tanah Bumbu, aparat gabungan dari TNI dan Polri, relawan PKJR Tanah Bumbu, serta warga dan aparatur desa setempat. 

Pihak keluarga pun menurunkan praktisi spiritual untuk membantu pencarian secara batiniah.

Baca juga: BREAKING NEWS- Heboh Percobaan Penculikan Siswi SMPN di Kandangan HSS, Pihak Sekolah Lapor Polisi

Baca juga: BREAKING NEWS - Waspada Uang Palsu Ditengarai Beredar di Tanahlaut, Ada Pedagang yang Jadi Korban

Dalam proses pencarian yang berlangsung selama berhari-hari tersebut, suasana sempat mencekam ketika salah seorang warga mengalami kesurupan. Kejadian itu sempat memunculkan dugaan-dugaan mistis terkait hilangnya Panjul.

Namun, pada Rabu (6/8/2025), fakta mengejutkan terungkap dari hasil penyelidikan pihak kepolisian. Kapolsek Karang Bintang, Iptu Adi Warsito, menegaskan bahwa Panjul sengaja kabur setelah membawa uang setoran karet.

Kronologinya, pada Selasa malam, 29 Juli 2025, Panjul pergi ke kebun karet tempatnya bekerja. 

“Keesokan harinya, ia langsung bersembunyi. Lalu pada Jumat, 1 Agustus, dia naik kapal jurusan Surabaya menuju rumah orang tuanya di Desa Kalialang, Kecamatan Kemangkon, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah,” ujarnya.

Diketahui, Panjul merupakan penyadap karet di kebun milik seorang mantan karyawan PTPN bernama Pak Pri. Ia diduga membawa lari uang hasil setoran sadapan yang seharusnya diserahkan kepada pemilik kebun.