Kabar Kaltim

Korban Terbanyak Anak-anak, Ini Daftar Kasus Manusia Diterkam Buaya di Kaltim Sepanjang 2025

Korban terbanyak anak-anak, ini daftar kasus manusia diterkam buaya di Kaltim sepanjang 2025. Sepanjang tahun 2025 ini, tercatat

Editor: Edi Nugroho
HO/TIM SAR GABUNGAN
BOCAH DITERKAM BUAYA -Ilustrasi: Tim gabungan akhirnya menemukan jasad anak laki-laki yang diterkam buaya di Sungai Sangatta, Kutai Timur, Kalimantan Timur, Minggu (27/4/2025). Korban ditemukan dalam keadaan meninggal dunia dengan luka bekas gigitan pertama buaya di bagian kaki. 

BANJARMASINPOST.CO.ID - Korban terbanyak anak-anak, ini daftar kasus manusia diterkam buaya di Kaltim sepanjang 2025.

Sepanjang tahun 2025 ini, tercatat sudah ada 10 kasus manusia diterkam buaya di Kaltim, dan korban terbanyak adalah anak-anak.

Korban tadi diterkam buaya saat sedang berenang, memancing, hingga sedang main HP.

Khusus di Paser,kemunculan buaya di sejumlah wilayah kini semakin sering terjadi.

Baca juga: Pengakuan Warga Kampung Hijau Banjarmasin: Titian Jalan Utama Sudah Lama Miring  

Baca juga: Giliran Pengedar Sabu di Tajaupecah Talahlaut Diringkus di Kebun Karet, Polisi Temukan 10 Paket 

Seperti diketahui, tewasnyaDongak (61) seorang lansia di Paser di awal bulan Agustus 2025 ini menambah panjang daftar manusia diterkam buaya di Kaltim.

Fenomena ini mengundang perhatian berbagai pihak, termasuk Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Paser. 

Komandan Rescue BPBD Paser, Marwansyah, menyampaikan bahwa meningkatnya populasi buaya di Paser bukanlah hal kebetulan, melainkan dipengaruhi oleh beberapa faktor utama.

Menurut Marwansyah, perubahan cuaca menjadi salah satu penyebab utama. Cuaca panas yang melanda wilayah Paser dalam waktu yang cukup lama telah menciptakan kondisi ideal bagi telur-telur buaya untuk menetas secara alami.

“Satu ekor buaya bisa puluhan bahkan bisa ratusan tuh telurnya karena cuaca ini memenuhi untuk untuk hidup, jadi kembangnya dia netas,” jelas Marwansyah pada Selasa (24/6/2025)

Tingkat penetasan yang tinggi berakibat pada peningkatan populasi buaya dalam waktu relatif singkat.

Tidak hanya itu, kondisi lingkungan yang semakin tertekan juga turut mendorong pergerakan buaya ke wilayah-wilayah baru. 

Banyaknya perambahan hutan di daerah aliran sungai (DAS) membuat ekosistem tempat buaya mencari makan menjadi terganggu.

Pohon-pohon yang ditebang secara masif menyebabkan berkurangnya populasi satwa yang menjadi mangsa alami buaya seperti monyet dan ikan air tawar.

“Karena memang buaya itu karakternya dia mau cari yang aman, tempat yang aman. Di sana kan sudah banyak makanan kurang karena akibat penembangan pohon di kiri kanan,” ungkapnya.

Marwansyah menambahkan bahwa buaya memiliki naluri kuat untuk bertahan hidup. Ketika sumber makanan terganggu, mereka akan bermigrasi mencari habitat baru yang lebih nyaman dan aman, meski harus mendekati wilayah aktivitas manusia. 

Halaman
1234
Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved