Berita Kotabaru  

Mengenal Ideris A, Pejuang Asal Kotabaru yang Rutin Makan Bawang Putih Untuk Jaga Kebugaran

Inilah sosok Ideris A, pejuang asal Kabupaten Kotabaru yang rutin makan bawang putih untuk jaga kebugaran tubuh

Penulis: Muhammad Tabri | Editor: Irfani Rahman
Banjarmasinpost.co.id/muhammad tabri
PEJUANG - Ideris A (78), satu pejuang asal Kotabaru yang masih hidup dan turut menghadiri HUT RI di Sebelimbingan, Minggu (17/8/2025). 

BANJARMASINPOST.CO.ID, KOTABARU - Di tengah semaraknya peringatan HUT Ke-80 RI di halaman kantor Bupati Kotabaru, Sebelimbingan, turut berhadir Ideris A, pejuang asal Bumi Saijaan.

Lelaki paruh baya ini hadir dengan seragam merah marun, berpeci, lengkap dengan pin wing penerjun payung dan emblem lainnya yang melekat di dada.

Kehadirannya kali ini tidak lain untuk turut merayakan kemerdekaan yang kini sudah dinikmati hingga 80 tahun.

Menyaksikan pengibaran  bendera merah putih di puncak kemerdekaan selalu membuat hatinya bergetar, termasuk hari ini, di usia yang menginjak usia 78 tahun.

Ideris merupakan tentara yang mengikuti operasi pembubaran PKI di Pontianak  pada 1965 dan bertugas aktif menanggulangi keamanan di Timor Timur pada Operasi Seroja 1975.

Baca juga: Lowongan Kerja Adaro Energy, Cek Posisi Yang Dibutuhkan, Penempatan Kalteng, Kalsel dan Jakarta

Baca juga: Sosok Pratu Yahya Prajurit TNI yang Gugur di Papua: Lulusan SMKN 2 Marabahan, Pendiam dan Sopan

Termasuk seorang veteran, pangkat terakhirnya adalah Pratu, pensiun di 1993 di Kodim 1004 Kotabaru yang jadi tempat perekrutannya saat masih berusia belasan tahun.

"Saat itu aku didatangi ke rumah, didata apakah maua jadi tentara," sebutnya.

Merasa fisik bugar dan tidak ada pekerjaan yang memadai, Ideris muda menerima tawaran saat Kodim 1004 Kotabaru  masih dipimpin Abu Darim saat itu.

Dinyatakan diterima dan turut diberangkatkan dalam misi dengan nomer 183, dari 185 orang ke Pontianak, dirinya sangat senang.

"Karena saat itu kita mendaftar tentara  disebut sama menghantarkan nyawa. Apalagi fisik saya terbilang kecil dari peserta lainnya," cerita ayah tiga anak ini.

Ditanya apa perasaan penerima Satyalencana Seroja ini saat melihat sang saka merah putih berkibar, dirinya mengaku sangat senang dan haru, bahkan jika diminta kembali bangkit berjuang memegang senjata, dirinya siap.

Seingatnya saat kontak senjata dulu, laras senjata yang memerah panas dengan sigap digenggam dan tidak ada rasa sakit.

Saat ini pun di usia senjanya tetap kuat menggenggam saat mengajak  berjabat tangan setiap orang yang ditemuinya.

Ideris sendiri mengaku bersyukur  bisa pulang dari dua misi besar dengan selamat, bahkan hingga saat ini masih bisa menyaksikan  perayaan kemerdekaan.

Di tengah hiruk pikuknya perkembangan  zaman dan berbagai kemajuan yang menyertainya.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved