"Karena kuahnya santan, jadi ada rasa lemaknya juga. Dagingnya kenyal enak banget di lidah. Ada rasa manisnya juga. Lemak-lemak manis gitu deh. Maknyus pokoknya," ujarnya.
Pengunjung lainnya, Yola berasal dari Jakarta. Dia baru sekali ini menyantap sayur katuyung.
"Di Jakarta saya sering juga menyantap makanan dari hewan ini. Di Jakarta kami menyebut hewan ini tutut. Di Jakarta cara memasaknya beda, tanpa kuah dan rasanya enak. Kalau sayur katuyung ini, karena baru pertama menyantapnya, jadi agak beda aja sih karena berkuah," ucapnya.
Tertarik ingin menyantap sayur ini? Bisa langsung saja ke tempat ini. Bisa dengan kendaraan pribadi atau umum seperti ojek, becak, bajaj atau angkutan kota jurusan Teluk Dalam. Tinggal sebut saja nama rumah makan ini biasanya akan langsung diantarkan ke lokasinya. Apalagi, rumah makan ini posisinya di pinggir jalan raya, sehingga mudah dicari. (Yayu Fathilal)