Dalam sebuah kisah diceritakan bahwa Rasulullah SAW sedang duduk i’tikaf semalam suntuk pada hari-hari terakhir bulan suci Ramadhan.
Baca: Gubernur Jambi Zumi Zola Tiba-tiba Tawarkan Diri Jadi Justice Collabolator, Ini Jawaban KPK
Para sahabat pun tidak sedikit yang mengikuti apa yang dilakukan Rasulullah.
Ketika Rasulullah berdiri salat, para sahabat juga melakukannya.
Ketika beliau menengadahkan tangannya untuk berdoa, para sahabat pun serempak mengamininya.
Saat itu langit mendung tidak berbintang.
Angin pun meniup tubuh-tubuh yang memenuhi masjid.
Dalam riwayat tersebut malam itu adalah malam ke 27 dari bulan Ramadhan.
Di saat Rasulullah SAW dan para sahabat sujud, tiba-tiba hujan turun cukup deras.
Masjid yang tidak beratap itu menjadi tergenang air hujan.
Baca: PPDB Online 2018 Dibuka, Klik Pendaftaran Online Untuk Wilayah DKI Jakarta dan Surabaya di Sini
Seorang sahabat ada yang ingin membatalkan salatnya, ia bermaksud ingin berteduh dan lari dari shaf, namun niat itu digagalkan karena dia melihat Rasulullah SAW dan sahabat lainnya tetap sujud dengan khusuk tidak bergerak.
Air hujan pun semakin menggenangi masjid dan membasahi seluruh tubuh Rasulullah SAW dan para sahabatnya yang berada di dalam masjid tersebut, akan tetapi Rasulullah dan para sahabat tetap sujud dan tidak beranjak sedikit pun dari tempatnya.
Beliau basah kuyup dalam sujud, namun sama sekali tidak bergerak. seolah-olah beliau sedang asyik masuk ke dalam suatu alam yang melupakan segala-galanya.
Beliau sedang masuk ke dalam suatu alam keindahan.
Beliau sedang diliputi oleh cahaya Ilahi.
Beliau takut keindahan yang beliau saksikan ini akan hilang jika beliau bergerak dari sujudnya.