BANJARMASINPOST.CO.ID, MARTAPURA - Sampah yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cahaya Kencana di Desa Padangpanjang, Kecamatan Karangintan, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan (Kalsel), tak langsung ditimbun.
Tapi, lebih dulu selalu dipilah.
Pemilahan sampah selain untuk memisahkan antara bahan organik dan anorganik, juga dimaksudkan untuk memanfaatkan kembali barang bekas.
Terutama jenis plastik dan botol atau cup air mineral atau air karbonasi.
• Efek Virus Corona, Penjualan Jamu di Banjarmasin Meningkat 50 Persen
• Bosannya Ashanty Saat Anang Hermansyah Minta Ini Tiap Hari, Ibu Sambung Aurel Sebut Soal Sehat
• Kehamilan Nia Ramadhani Disinggung Kakak Ipar, Jessica Iskandar Tanya Ini ke Istri Ardi Bakrie
Setidaknya sebanyak sembilan orang petugas di TPA Cahaya Kencana setempat yang bertugas memilah sampah tersebut.
Tiap hari mereka melakukan pekerjaan itu sejak pukul 06.30 Wita hingga pukul 12.00 Wita.
"Sehari kami mampu mengumpulkan botol bekas antara 20-25 kilogram," ucap Amidah, karyawan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Intan Hijau yang bertugas melakukan pemilahan sampah.
Sekadar diketahui meski berada di bawah naungan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Banjar, namun pengelolaan TPA Cahaya Kencana dilakukan oleh BLUD Intan Hijau.
"BLUD itu membawahi TPA, bank sampah induk, dan lain-lain unit usaha," ucap Kepala DLH Banjar H Boyke Wahyu Triestiyanto.
Pantauan banjarmasinpost.co.id, Selasa (10/3/2020) pagi menjelang siang, ada beberapa orang yang sibuk melakukan pemilahan sampah.
Amidah dan seorang perempuan lainnya sibuk melepas brand plastik yang melingkar di botol-botol bekas air mineral dan air berkarbonasi.
"Ini kalau cap (brand)nya tak dilepasi, harganya murah," jelasnya.
Selain itu ia juga melepaskan semua tutup botol tersebut. Hal itu dilakukan karena tutup botol memiliki nilai ekonomi tersendiri.
Dikatakannya, tiap dua pekan pembeli datang ke TPA setempat guna mengambil botol-botol dan tutup bekas serta plastik bekas hasil pemilahan.
"Kalau soal berapa harganya saya kurang tahu karena tugas saya hanya memilah saja," ucap Amidah.
Selain sembilan orang karyawan BLUD Intan Hijau yang tiap hari memilah sampah di TPA setempat, ada juga pemulung dari luar yang turut melakukan pemilahan.
Bahkan jumlahnya lebih banyak yakni 15 orang.
"Biasanya pemulung dari luar itu ke sininya tengah hari sekitar pukul 11.00 Wita atau 12.00 Wita karena mereka lebih dulu mencari sampah di luaran," sebut Amidah.
(banjarmasinposr.co.id/roy)