BANJARMASINPOST.CO.ID - Youtuber Baim Wong dikenal dengan kontennya bagi-bagi uang. Lalu bagaimana sikapnya dengan bencana Banjir di Kalsel dan Gempa di Sulbar?
Rupanya, suami Paula Verhoeven itu juga tergerak untuk membantu meringankan para korban bencana itu, terutama gempa dan banjir melanda dua wilayah yang berbeda yaitu Kalimantan Selatan dan Sulawesi Barat.
Ayah Kiano Tiger Wong itu menggalang dana untuk membantu korban Banjir di Kalsel dan Gempa di Sulbar.
Lewat akun Instagram terverifikasi miliknya, Baim Wong menggalang dana itu, Sabtu (16/1/2021).
Baim awalnya menceritakan kondisi terkini dari bencana dari kedua wilayah itu.
"Halo bosque, saya mau minta bantuan dari kalian semua..Bagi yg mau bantu ada di link bio atas ..#JANGANLELAHUNTUKBERBAGI," tulis Baim.
Baca juga: Gerakan Tubuh Gisel di Video Tahun 2017 Lainnya Disorot, Sebelum Tersangka Video Syur Bareng Nobu
Baca juga: Pertanyaan Nikita Mirzani Soal Harta Picu Ketakutan Hana Hanifah : Ah Sekarang Banyak Cepu
Sudah sejak beberapa hari lalu, warga setempat yang mengalami musibah harus mencari tempat yang aman.
"Para warga di sana harus mencari tempat yang aman buat ngehindarin daerah banjir dan puing-puing bangunan pasca gempa. Belum lagi kalau ada bencana susulan," lanjutnya.
Baim Wong menjelaskan wilayah di Kalimantan Selatan terendam banjir besar. Bahkan, dalam catatan BNPB lebih 20 ribu warga mengungsi.
"Dan 80.000 lebih warganya terdampak bencana ini.
Sementara itu, teman-teman kita di Sulbar juga berduka karena gempa yang terus mengguncang wilayah mereka," sambungnya.
Sampai Sabtu (16/1/2021) pagi, tercatat korban gempa terus bertambah. Belum lagi dengan kerusakan tempat tinggal mereka.
"Sampai pagi tadi (16/01), korban gempa terus bertambah, ada 42 orang meninggal, 300 lebih rumah rusak, dan lebih dari 16.000 warga terdampak.
Bosque, ini saat yang tepat buat kita ikut ngebantuin mereka. Saya butuh dukungan dan bantuan dari kalian semua buat nolongin teman-teman kita yang terdampak bencana di Kalimantan Selatan dan Sulawesi Barat," tambahnya.
Diakui Baim Wong, jumlah bantuan tak dibatasi.
Berapapun nilainya akan disampaikan kepada yang membutuhkan.
"Berapapun nilainya, bakal ngebantu banget mereka yang membutuhkan.
#BosquePeduliSesama," ia mengakhiri.
Baca juga: Peristiwa Shireen Sungkar dan Teuku Wisnu Kehabisan Uang Diungkit, Ipar Zaskia Terharu
Baca juga: Nasib Pernikahan Lesti Kejora dan Rizky Billar Diterawang, Mbak You Ingatkan Orang Ketiga
Deretan Bencana di Awal Tahun
Mengawali tahun 2021 rentetan musibah dan bencana alam melanda Indonesia.
Bencana dan musibah tersebut datang silih berganti serta menimbulkan korban jiwa yang tidak sedikit jumlahnya.
Didahului dengan tanah longsor di Sumedang Jawa Barat, disusul jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182 di perairan Jakarta, banjir di Kalimantan Selatan, gempa bumi di Sulawesi Barat, hingga gunung meletus di Jawa Timur.
Berikut sejumlah musibah dan bencana yang terjadi pada bulan Januari 2021 sebagaimana dirangkum Tribunnews.com:
1. Longsor di Sumedang
Bencana longsor terjadi di Desa Cihanjuang, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat pada Sabtu (9/1/2020).
Hingga Sabtu (16/1/2021), korban yang ditemukan tewas terus bertambah dan kini menjadi 25 orang.
Sementara itu, pencarian masih dilakukan terhadap 15 korban yang belum ditemukan.
Dalam peristiwa ini, sebanyak tiga orang mengalami luka berat dan 22 orang luka ringan.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy menyebut, bencana longsor yang terjadi di Sumedang di luar perkiraan pemerintah.
Untuk itu, pihaknya akan menyiapkan lahan baru untuk relokasi warga dan pembangunan rumah menjadi tanggung jawan Kementerian PUPR.
"Saya sudah dapat laporan, pemerintah daerah sudah menyiapkan lahan, tinggal nanti pembangunannya menjadi tanggung jawab PUPR," ujar Muhadjir dikutip dari Kompas.com.
Masih dari Kompas.com, lokasi longsor di Sumedang terjadi di Perumahan Pondok Daud dan berada di lereng Bukit Geulis yang curam.
Izin pembangunan perumahan tersebut dikeluarkan pada pada 2017.
Dosen Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran (Unpad), Dicky Muslim mengatakan, wilayah longsor tersebut memiliki kontur lahan yang curam.
Hal ini berdasarkan hasil pemetaan yang dilakukan Pusat Riset Kebencanaan Unpad, Ikatan Ahli Geologi Indonesia, serta sejumlah alumni FTG Unpad.
"Tadinya wilayah ini bekas tambang batu dan tanah urugan, lalu kemudian diratakan dan dijadikan perumahan,” kata Dicky, Selasa (12/1/2021).
Dicky meminta warga maupun pemerintah daerah waspada terhadap kemungkinan bencana susulan yang akan terjadi di kawasan tersebut.
2. Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 Jatuh
Pada hari yang sama dengan kejadian longsor di Sumedang, pesawat Sriwijaya Air SJ 182 jatuh di perairan Kepulauan Seribu, Sabtu (9/1/2021).
Sebelumnya, pesawat rute Jakarta-Pontianak itu lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta pada pukul 14.36 WIB dan hilang kontak, empat menit kemudian.
Pihak Air Traffic Controller (ATC) kemudian menanyakan pilot mengenai arah terbang pesawat.
Namun, dalam hitungan detik, pesawat dilaporkan hilang kontak hingga akhirnya jatuh di perairan Kepulauan Seribu.
Pesawat tersebut mengangkut 62 orang yang terdiri atas 12 awak kabin, 40 penumpang dewasa, tujuh anak-anak, dan tiga bayi.
Hingga Sabtu (16/1/2020), proses pencarian dan identifikasi terus dilakukan oleh sejumlah pihak.
Hasilnya, Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polr berhasil mengidentifikasi 17 korban Sriwijaya Air SJ 182.
3. Banjir di Kalimantan Selatan
Sementara itu, bencana banjir melanda hampir seluruh wilayah di Kalimantan Selatan akibat tingginya intensitas hujan tinggi yang mengguyur daerah itu.
Gubernur Kalimantan Selatan (Kalsel), Sahbirin Noor pun menaikkan status siaga darurat menjadi tanggap darurat terkait bencana tersebut.
"Sehubungan hal tersebut, saya atas nama Pemerintah Provinsi Kalsel dengan ini menyatakan, kejadian yang dimaksud bencana alam menerapkan status siaga," ujar Sahbirin Noor, Jumat (15/1/2021).
"Untuk darurat bencana banjir, tanah longsor, angin puting beliung dan gelombang pasang menjadi status tanggap darurat," tambah dia dikutip dari Kompas.com.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD Kalsel, Mujiyat mengatakan, ada beberapa kabupaten yang lebih dulu menetapkan status siaga bencana dan status tanggap darurat.
Yaitu Kabupaten Banjar dan Kabupaten Tanah Laut. Tidak menutup kemungkinan, akan ada wilayah lain yang menaikkan statusnya karena banjir di Kalsel makin meluas.
"Ada empat daerah yang terparah di landa banjir, Kabupaten Banjar, Tanah Laut, Balangan dan Banjarbaru," sebutnya.
Di Kabupaten Balangan, misalnya sebanyak 3.571 unit rumah terendam banjir berdasarkan data dari Pusat Pengendali Operasi (Pusdalops) BNPB melaporkan hingga 16 Januari 2021 pukul 02.00 WIB.
Sementara di Kabupaten Tanah Laut, sebanyak 21.990 jiwa terdampak banjir akibat air sungai di Kecamatan Pelaihari meluap.
4. Gempa di Sulawesi Barat
Berdekatan dengan banjir di Kalsel, wilayah Mamuju dan Majene di Sulawesi Barat juga diguncang gempa pada Kamis (14/1/2021) dan Jumat (15/1/2021).
Gempa pertama berkekuatan 5,9 terjadi pada Kamis pukul 14.35 WITA dan gempa susulan dengan 6,2 M terjad pada Jumat pukul 02.28 WITA.
Gempa dengan kedalaman 10 Km ini juga memicu kerusakan, korban jiwa, dan menimbulkan keresahan bagi masyarakat setempat.
Dikutip dari informasi yang diunggah akun Instagram BNPB per Jumat (15/1/2021), di Kabupaten Majene sebanyak delapan orang meninggal dunia; sekira 637 orang luka-luka; dan sekira 15.000 orang mengungsi.
Ada 10 titik pengungsian di Majene, yaitu Desa Kota Tinggi, Desa Lombong, Desa Kayu Angin, Desa Petabean, Desa Deking, Desa Mekata, Desa Kabiraan, Desa Lakkading, Desa Lembang, Desa Limbua di Kecamatan Ulumanda dan Kecamatan Malunda serta Kecamatan Sendana.
Sementara di Kabupaten Mamuju, gempa bumi menyebabkan 34 orang meninggal dunia; 188 orang luka berat/rawat inap; dan ada lima titik pengungsian di Kecamatan Mamuju dan Kecamatan Simboro.
5. Gunung Semeru Meletus
Gunung Semeru yang berada di Kabupaten Lumajang dan Malang, Jawa Timur meletus pada Sabtu sore (16/1/2021).
Menurut laporan pengamatan visual sementara, terlihat asap meluncur ke arah tenggara yang diduga dari dari kawah Jonggring Kaloko berwarna kelabu pekat dalam volume yang besar.
Sedangkan untuk hujan abu vulkanik diperkirakan mengarah ke utara, menyesuaikan arah angin.
Adapun peristiwa tersebut juga dikonfirmasi oleh Bupati Lumajang, Thoriqul Haq bahwa perkiraan awal lokasi tersebut berada di daerah sekitar Desa Sumber Mujur dan Desa Curah Koboan.
"Gunung semeru mengeluarkan awan panas. Dengan jarak 4.5 kilo. Daerah sekitar Sumber Mujur dan Curah Koboan, saat ini menjadi titik guguran awan panas," jelas Bupati Thoriqul.
Mengenai status gunung, saat ini Gunung Semeru masih berada pada level II atau 'Waspada' dan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) sedang melakukan evaluasi lebih lanjut.
Sementara itu, masyarakat yang bermukim di sekitar Desa Sumber Mujur dan Desa Curah Koboan dan sekitarnya agar waspada dalam menghadapi potensi bencana yang dapat ditimbulkan.
Dalam hal ini, khususnya masyarakat di sekitar Daerah Aliran Sungai (DAS) Curah Kobokan agar tetap waspada dalam menghadapi adanya intensitas curah hujan yang tinggi, sebab hal itu dapat memicu terjadinya banjir lahar dingin.
Hingga siaran pers ini diturunkan, tim gabungan lintas Kementerian/Lembaga masih dalam proses pengembangan informasi dan belum ada keterangan adanya korban jiwa atas peristiwa tersebut.
(Tribunnews.com/Sri Juliati, Fransiskus Adhiyuda Prasetia, Kompas.com/Andi Muhammad Haswar/Aam Aminullah)
Baca juga: Uang yang Dibayar Dimas untuk Mobil Barunya, Kembaran Raffi Ahmad Minta Izin Nagita Sebelum Nyetir
Baca juga: Imbas Video Syur dengan Nobu, Gisel Curhat Butuh Pekerjaan Kala di Rumah Ahmad Dhani & Mulan Jameela
Artikel ini sebagian telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Bencana Alam Awal Tahun 2021: Longsor Sumedang, Gempa Sulbar, Banjir Kalsel, Gunung Semeru Meletus