BANJARMASINPOST.CO.ID,  BARABAI - Insiden tewasnya santri MF (21) di Ponpes di Desa Matang Ginalon, Kecamatan Pandawan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), Kalimantan Selatan sepertinya membuat aktivitas pembelajaran di ponpes terhenti.

Meski proses hukum sudah berjalan dan pelaku berinisial MN (15) sudah diamankan polisi, namun hingga saat ini belum ada pernyataan resmi dari pihak pondok pesantren (Ponpes) terkait insiden yang melibatkan sesama santri tersebut.

Suasana di pondok pesantran juga terlihat sepi. Banjarmasinpost.co.id, kamis, (21/08/2025) yang datang ke ponpes  tidak berhasil menemui pengasuh maupun pengurus Ponpes.

Di lokasi, ponpes terpantau sepi dan hanya beberapa santri yang terlihat mondar-mandir di area Ponpes. 

Baca juga: Motif Pembunuhan Santri Ponpes di HST, Polisi Sebut Pelaku Diduga Sakit Hati

Tak hanya di dalam area Ponpes, masyarakat yang tinggal di dekat Ponpes juga enggan untuk berkomentar. 

"Tidak pernah masuk ke dalam Area Ponpes," ungkap seorang warga yang saat itu melintas menuju sawah. 

Saat ditanya apakah mengetahui adanya insiden pembunuhan Santri di dalam Ponpes, warga mengakui mengetahui insiden berdarah tersebut.

"Inggeh, tau. Tapi penyebabnya kada tapi tau. (Iya, Tahu. Tapi penyebabnya tidak tahu. red). 

Baca juga: Kronologi Santri Ponpes di HST Tewas Ditikam, Meninggal Peluk Al-Qur’an di Musala 

Sementara itu, penyidik Satreskrim Polres HST bersama Polsek Pandawan masih terus melakukan pemeriksaan terhadap pelaku dan saksi-saksi. 

Polisi juga menegaskan, motif sementara pelaku adalah sakit hati karena sering menjadi korban perundungan (bully). (Banjarmasinpost.co.id/Stanislaus sene)