Kudeta Myanmar

18 Demonstran Tewas dalam Sehari, Hari Paling Berdarah dan Mematikan Sejak Kudeta Militer Myanmar

Editor: Didik Triomarsidi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Seorang pria digotong setelah terkena tembakan polisi di Mandalay, Myanmar, pada Sabtu (20/2/2021). Polisi mulai menggunakan peluru karet dan peluru tajam untuk membubarkan massa anti-kudeta

Meski ada tindakan keras, pengunjuk rasa menyebar ke berbagai distrik, memasang penghalang jalan dengan tempat sampah beroda, tiang lampu, dan balok beton.

Beberapa orang memegang tameng anti huru hara buatan sendiri dari lembaran timah dan distensil dengan tulisan “PEOPLE” agar kontras dengan tameng yang berlabel “POLICE”.

Para pengunjuk rasa menulis golongan darah mereka dan nomor kontak kerabat terdekat di lengan mereka jika mereka terluka.

“Kaum muda melawan penindasan negara dengan apapun yang mereka miliki. “Kami tidak akan membiarkan militer memerintah kami lagi. Tidak akan lagi,” kata aktivis pemuda Thinzar Shunlei Yi.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Hari Paling Berdarah Sejak Kudeta Militer Myanmar, 18 Orang Tewas dalam Sehari", Klik untuk baca:

Berita Terkini