Sebagai contoh, Anda tidak bisa melarang anak perempuan bermain mobil-mobilan atau memaksakan anak perempuan selalu memakai rok dan baju pink.
Ya, beberapa anak perempuan memang menyukai benda-benda yang sama dengan anak laki-laki. Begitu juga dengan gaya berpakaian mereka.
“Kakaknya feminin banget, adiknya kaya anak laki-laki, tomboy banget!” ujar seorang ibu yang memiliki dua anak perempuan dengan preferensi yang sangat berbeda.
Bagi Anda yang memiliki anak tomboy, beberapa pertanyaan mungkin muncul di benak Anda.
Apakah ada yang salah dengan pola asuh Anda?
Lalu apa dampaknya membiarkan Si Kecil tumbuh tomboy? Apa sih, yang menyebabkan anak tomboy?
Nah, baca fakta di bawah ini yang menjadi penyebab anak tomboy.
1. Penasaran
What you see, is not what you get. Dengan kata lain, gaya tomboy anak perempuan Anda bisa jadi hanya bagian dari “masa coba-coba gaya” yang umum dilakukan anak usia 3-5 tahun.
Di usia tersebut, anak memang sudah mulai punya preferensi sendiri (ini kabar baik! Karena Si Kecil sedang belajar mandiri).
Anak usia ini mungkin saja merasa terlalu “biasa” jika bergaya serba princess, maka ia mencoba gaya tomboy seperti anak laki-laki. Tentu saja ini tidak perlu terlalu dipermasalahkan.
2. Mengikuti teman
Jika anak perempuan Anda lebih banyak bermain dengan anak laki-laki, maka jangan kaget kalau ia merasa “lebih diterima” ketika mengenakan pakaian yang mirip dengan anak laki-laki.
Hanya karena pilihan pakaian seperti itu, lalu semua orang melabeli anak Anda tomboy? Duh, jangan begitu dong.
Anak perempuan Anda mungkin hanya merasa lebih keren atau lebih “nyentrik” ketika bergaya tomboy. Tidak ada yang salah, kan?