Ekonomi dan Bisnis

Omicron Berdampak Turunnya Hunian Hotel di Kalsel, Valentine Pun Tak Mendongkrak 

Penulis: Nurholis Huda
Editor: Hari Widodo
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi-Ballroom di Hotel Rodhita Banjarmasin menjadi alternatif untuk acara wedding. Omicron tak hanya membuat hunian hotel turun, namun acara resepsi pernikahan dan acara lainnya kosong.

BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARBARU - Terdampak Omicron, Momen Imlek dan Valentine, pada Februari 2022, tidak begitu menggembirakan. 

Badan Pengurus Daerah (BPD) Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kalsel membandingkan dengan Januari, tingkat hunian Justru cenderung menurun dibandingkan Januari. 

"Padahal Januari tadi 65 persen. Namun, pada Februari ini tingkat hunian hotel rata-rata hanya 60 persen, artinya ada penurunan sekitar 5 persen," jelas Sekretaris BPD Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kalsel, Nurul Fahmi. 

Tidak hanya tingkat hunian saja, lanjut Nurul Fahmi, acara resepsi perkawinan ataupun kegiatan lain yang memanfaatkan fasilitas di hotel pun berkurang. 

Baca juga: PHRI Kalsel Ajak Gabung Hotel dan Resto Baru

Baca juga: Final Cooking Alif Competition, Peserta Duplikat Menu Karya Chef dari Mercure Hotel Banjarmasin

Pria yang juga GM Hotel Roditha Banjarbaru ini, menduga turunnya okupansi hotel dikarenakan mulai merebaknya Covid-19 varian Omicron di Indonesia.

"Adanya Omicron membuat tamu-tamu dari Jawa tidak mau berpergian, sehingga tidak banyak pendatang yang menginap di hotel," sebutnya. 

Kondisi sama juga dirasakan Grand Dafam Q Hotel Banjarbaru. Okupansi hotel syariah ini pada Februari 2022 kembali mengalami penurunan. 

GM Grand Dafam Q Hotel Banjarbaru, Muh Roy Amazon menyampaikan, tingkat hunian mereka pada Februari ini berada di bawah 50 persen. Padahal di bulan sebelumnya masih di atas 50 persen.

Baca juga: Promo Makan di Grand Dafam Q Hotel Banjarbaru, Ada Juga Mancing Ikan Gratis

"Acara resepsi pun kosong bulan ini," ucapnya. 

Menurutnya, acara di hotel sepi dikarenakan sebagian masyarakat masih takut menggelarnya.

"Tamu takut tidak diperbolehkan menggelar acara. Juga takut ada yang melapor, karena acara dihadiri banyak orang," sebut Roy Amazon. (Banjarmasinpost.co.id/nurholis huda) 
 

Berita Terkini