Maka itu, hak dan kedudukan tetangga bagi seorang mukmin sangatlah besar serta mulia.
Bahkan sikap terhadap tetangga dapat dijadikan patokan keimanan seseorang.
Muslimin yang baik adalah yang berbuat kebaikan pula terhadap tetangganya.
Memuliakan tetangga merupakan perintah Allah Subhanahu wa ta'ala dan ajaran Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam.
Ini nilai pahala serta keutamaannya sangat besar.
Seperti dikutip dari Muslim.or.id, Kamis (9/7/2020), Nabi Muhammad Shallallahu alaihi Wasallam mengatakan:
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيُكْرِمْ جَارَهُ
Artinya: "Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaknya ia muliakan tetangganya." (HR Bukhari Nomor 5589 dan Muslim Nomor 70)
Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bahkan pernah diberi nasihat oleh malaikat Jibril untuk memuliakan tetangga.
Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
مَا زَالَ جِبْرِيْلُ يُوْصِيْنِيْ بِالْـجَارِ حَتَّى ظَنَنْتُ أَنَّهُ سَيُوَرِّثُهُ
Artinya: "Jibril senantiasa menasihatiku tentang tetangga, hingga aku mengira bahwa tetangga itu akan mendapat bagian harta waris." (HR Bukhari Nomor 6014 dan Muslim Nomor 2625)
Dikarenakan penting dan besarnya kedudukan tetangga bagi seorang Muslim, Islam pun memerintahkan untuk selalu berbuat baik.
Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman:
وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا ۖ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَبِذِي الْقُرْبَىٰ وَالْيَتَامَىٰ وَالْمَسَاكِينِ وَالْجَارِ ذِي الْقُرْبَىٰ وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَنْبِ وَابْنِ السَّبِيلِ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ مَنْ كَانَ مُخْتَالًا فَخُورًا