Bisnis

Dampak Tarif Ojol Naik, Pengojek di Kalsel Khawatir Orderan Turun

Penulis: Rifki Soelaiman
Editor: M.Risman Noor
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Baim Wong dan pengemudi ojek online.

BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Menteri Perhubungan sebelumnya berencana mengatur kenaikan tarif ojek online berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KP 564 Tahun 2022, Tentang Pedoman Perhitungan Biaya Jasa Penggunaan Sepeda Motor yang Digunakan untuk Kepentingan Masyarakat.

Wacana ini sebelumnya dikatakan mulai berlaku sejak Senin (29/1/2022). Namun, pemberlakuan terhadap kenaikan tarif ojol tersebut kembali ditunda. 

Menanggapi wacana tersebut, pengemudi ojek online Banjarmasin, Syahri, Kamis (1/9/2022), mengatakan kenaikan tarif ojek online tentunya akan mengurangi orderan. 

“Soalnya dulu pernah sekali dilakukan percobaan. Dampaknya orderan merosot turun. Sebab kan, tarif tersebut ditanggung sama pelanggan,” ujarnya.

Baca juga: Jokowi Datangi PT Freeport Mimika Papua, Kagumi Rumah Ibadah di Bawah Tanah

Baca juga: Kesulitan Dapat Solar, Nelayan di Kabupaten Tanah Bumbu Ini Banyak Beralih Jadi Buruh Bangunan

 

Lebih lanjut, Syahri menjelaskan tarif orderan sekarang, untuk pengantaran ke tujuan paling dekat yakni Rp8.000 sekali antar.

“Nah, dulu sempat dinaikkan menjadi Rp9.300, dampaknya orderan langsung turun, sepi,” katanya. 

Syahri juga menyayangkan sistem dari aplikasi sekarang biasanya menggabungkan tarif ongkos kirim jadi satu.

“Jadi saya pernah waktu itu dapat dua orderan (dari orang berbeda) di satu restoran yang sama. Tujuan antarnya juga berdekatan. Nah, itu kan yang pesan dua orang, masing masing bayar ongkir kan Rp8.000, kalau dua berarti jadi Rp16.000. Tapi yang masuk ke saya, cuman Rp8.000 saja, karena digabung jadi satu. Belum lagi dipotong sama pajak 20 persen,” jelasnya.

Senada, Rahim yang juga seorang pengemudi ojek online mengatakan kenaikan tarif akan berpengaruh dengan banyaknya orderan. 

“Orang Banjarmasin ini sukanya sama yang promo-promo. Kalau promo lagi banyak, orderan pasti banyak juga,” tandasnya. 

Kemudian, menurut Rahim, sistem dari aplikasi memberikan orderan ke pengemudi atau driver yang memiliki banyak saldo. 

“Jadi kan di aplikasi yang buat driver itu, ada saldonya dan bisa diisi. Semakin banyak saldo yang ada di driver, semakin besar juga persentase driver tersebut bakal dapat orderan. Kalau saldonya sedikit, ya untung-untungan,” katanya.

Menurut Rahim, ia bersama teman-temannya sudah melakukan protes via aplikasi. Tetapi sampai saat ini belum ada tindak lanjut.

Disinggung mengenai kenaikan harga BBM dan subsidi transportasi, Rahim mengharapkan semoga pemerintah bisa menahan dulu kenaikkan harga BBM tersebut.

“Kalau bisa ya jangan dulu dinaikkan. Kalau terkait subsidi transportasi, selama itu mensejahterakan driver dan orang-orang yang mendapatkannya ya tidak masalah. Pemerintah juga harus konsisten dong dengan subsidi transportasi itu,” pungkasnya.

(Banjarmasinpost.co.id/rifki soelaiman)
 

Berita Terkini