Saat itu, Venna meminta satu angkatan sekolah Verrell untuk menonton dirinya dalam ajang tersebut.
Bahkan, Venna sampai menawarkan bis untuk menuju lokasi.
Sekolah Verrell pun ditempel spanduk bertuliskan namanya.
"Mama menjadi ibu yang perfeksionis, bilang ke guru, satu angkatan harus ikut nonton sampai ditawarin bis."
"Ditempelin lah poster vote for Verrell dan ditempelinnya bukan di angkatan aku doang, tapi di kakak kelas (juga)."
"Pokoknya satu gedung tuh ditempelin vote for Verrell," ungkapnya.
Hal tersebut membuat Verrell kaget hingga akhirnya spanduk tersebut dipenuhi dengan tulisan dan berbagai gambar.
"Pas aku dateng ke sekolah, aku kaget ngelihat, 'Apa ini?"
"Pagi-paginya masih nggak ada masalah, pas siang udah digambarin macem-macem."
"Ada tulisan-tulisan, ada gambar macem-macem lah," tuturnya.
Verrell Bramasta sampai harus bersembunyi untuk makan di toilet sekolah saat mengalami bullying.
Verrell sempat merasa tak percaya diri, tetapi Venna tetap memaksanya untuk ikut ajang tersebut.
Namun, Verrell justru mendapat bullying selama hampir dua tahun.
"Sampai aku bilang, 'Ma, aku nggak mau ikut', 'Kamu harus ikut, tunjukin bakat kamu, mama udah les-in dari dulu, ngapain nggak pede?'"
"Tetep ikut, akhirnya parah tuh di situ (bully-annya), dari cuma gambar-gambar, akhirnya jadi verbal, akhirnya jadi fisik juga."
"Aku selama setahunan hampir dua tahun aku di-bully terus," imbuhnya.