BANJARMASINPOST.CO.ID, RANTAU - Wisata Kalsel. Sudah jadi hal yang lumrah, ketika berkunjung ke suatu tempat selalu pulang dengan oleh-oleh.
Terlebih lagi kawasan yang dikunjungi memiliki produk atau olahan yang khas, sebagai suvenir atau kenang-kenangan.
Beda halnya berkunjung ke Wisata Datu Muning di Lok Buah, Desa Sungai Rutas, Kecamatan Candi Laras Selatan (CLS), Kabupaten Tapin, Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel).
Meski ada sejumlah souvenir berupa olahan kerajinan tangan, yakni kupiah jangang, anyaman purun berupa tas atau peralatan lainnya, peziarah juga ada yang malah membawa batang jungkal.
Baca juga: Wisata Kalsel - Peziarah Datangi Makam Datu Muning di Pelosok Tapin, Ini Rata-rata Tujuannya
Baca juga: Menuju Wisata Religi Makam Daru Muning di Tapin Kalsel, Ada Bekantan hingga Berbagai Jenis Burung
Jungkal merupakan sebutan masyarakat lokal yang disematkan pada tanaman pandan yang tumbuh subur di aliran Sungai Rutas.
Dituturkan Herman, warga setempat, bagian dalam batang jungkal yang lembut bisa dijadikan sayur untuk disantap.
Rasanya seperti umbut kelapa pada umumnya, namun yang dimasak bagian batang dalam bukan pelepah mudanya.
"Tapi harus bisa membedakan, antara jungkal bisa dengan jungkal lakatan," ujar Herman.
Baca juga: Wisata Kalsel - Ziarah ke Makam Datu Muning di Kabupaten Tapin, Suasana Tenang di Hutan Rawa
Baca juga: Paket Susur Sungai Sekaligus Wisata Religi ke Makam Datu Muning di Kabupaten Tapin Kalsel
Karena jika salah ambil bisa tidak bisa dikonsumsi karena keras, yaitu jungkal lakatan.
Adapun jenis yang isa dimakan dan enak rasanya yakni jungkal biasa, tumbuhnya di air dan tidak keras.
Bagi peziarah yang terbiasa mengkonsumsi, saat berziarah ke Makam Datu Muning jadi momen yang tepat untuk mendapatkan jungkal, karana di sepanjang sungai banyak ditemui tanaman liar dengan populasi yang cepat ini.
(Banjarmasinpost.co.id/Muhammad Tabri)