Berita Regional

Balita di Tangerang Meninggal Diduga Dianiaya Orang Tua Kandung, Tetangga Sering Dengar Tangisan

Editor: Hari Widodo
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

JADI TERSANGKA - AAY dan FT menjadi tersangka meninggalnya balita di Tangerang berinisial MA (4). Kedua orang tua balita itu, diduga melakukan kekerasan fisik yang berujung meninggalnya korban.

BANJARMASINPOST.CO.ID, SERPONG - Diduga mengalami kekerasan fisik, seorang balita berinisial MA (4) di Kota Tangerang, Provinsi Banten meninggal dunia di sebuah rumah sakit dengan luka lebam di tubuhnya.

Ironisnya, pelaku kekerasan terhadap bocah tak berdosa itu adalah orang tua kandungnya sendiri.

Keduanya yakni pria berinisial AAY dan wanita FT kini telah ditetapkan tersangka oleh kepolisian terkait kekerasan fisik terhadap korban.  

Kematian MA mengejutkan para tetangga. Priyanti tetangga tersangka, mengungkap keseharian keluarga pelaku dan korban. 

Baca juga: Pria Bertato Ditemukan Tewas Terkapar di Tepi Sungai Barito Banjarmasin, Diduga Korban Penganiayaan

Pasangan suami istri tersebut dikenal tertutup dan jarang bergaul dengan tetangga. Selama ini, mereka hanya terlihat berangkat pagi dan pulang malam.

"Kami jarang sekali bertemu. Mereka berangkat pagi, pulang malam, kadang-kadang sampai jam 10 atau 11 malam, seringnya kami sudah pulang lebih dulu," ujar Priyanti.

"Semuanya (pergi) pas mereka berangkat kerja," imbuhnya.

Menurut Priyanti, ibu dari korban jarang bersosialisasi dengan tetangga. Ia dikenal tertutup dan hanya terlihat saat berangkat dan pulang kerja.

"Enggak pernah keluar, cuma berangkat kerja dan pulang saja. Nggak pernah bergaul sama warga," ungkapnya.

Berbeda dengan sang istri, suami korban kadang masih terlihat berinteraksi singkat dengan beberapa tetangga, termasuk dengan suaminya.

Priyanti mengatakan tangis anak yang kerap terdengar dari dalam rumah sempat membuat warga curiga dan mengetuk pintu, namun selalu mendapat jawaban singkat dan menenangkan. 

“Kalau bocah nangis, paling dijawab, ‘nggak apa-apa, bude, nangis aja’,”kata Priyanti.

Lebih lanjut, Priyanti mengaku baru mengetahui kabar meninggalnya bocah malang itu setelah pelaku menelepon, menyampaikan bahwa anaknya meninggal di rumah sakit dan meminta izin untuk memulangkan jenazah ke kontrakan.

 "Awal mulanya dia nelpon ke sini, bilang, 'Anak saya meninggal di rumah sakit, boleh nggak dibawa pulang'," ujar Priyanti 

Menurutnya, warga sempat mengizinkan, meskipun belum tahu secara pasti apa yang terjadi. Mereka pun menunggu hingga pukul satu dini hari, namun jenazah tak kunjung datang. 

Halaman
12

Berita Terkini