BANJARMASINPOST.CO.ID - Penceramah Ustadz Abdul Somad memaparkan hukum ziarah yang diniatkan untuk amalan Arba Mustamir atau Rebo Wekasan.
Dituturkan Ustadz Abdul Somad, kebiasaan ziarah yang dilakukan di bulan safar bukan dari riwayat shahih atau sabda Nabi Muhammad SAW.
Walau demikian Ustadz Abdul Somad mengatakan ziarah kepada wali-wali Allah di bulan kedua kalender Hijriyah adalah bentuk tawassul.
Diketahui, saat ini berada di bulan Safar 1447 Hijriyah atau bulan kedua dalam sistem kalender Islam.
Rebo Wekasan merupakan istilah Jawa yang merujuk pada tradisi yang dilakukan pada hari Rabu terakhir di bulan Safar dalam kalender Islam.
Baca juga: Viral Benda Aneh di Langit Depok Mirip UFO, Bergerak dan Pancarkan Cahaya, Ini Kata BRIN
Baca juga: Kunci Jawaban Bahasa Inggris Kelas 10 Halaman 71-72 Kurikulum Merdeka, Bab 3 Chapter Review
Ustadz Abdul Somad menerangkan ada kebiasaan umat muslim di Indonesia melakukan ziarah di bulan Safar.
"Berziarah di Rabu terakhir bulan Safar berdoa dijauhkan dari bala dan musibah, karena menurut ulama tasawuf musibah paling banyak diturunkan pada Rabu terakhir di bulan Safar, itu mereka dapatnya dari ilham, bukan hadits Nabi SAW," terang Ustadz Abdul Somad dikutip Banjarmasinpost.co.id dari kanal youtube Irman Hidayah.
Istilah ziarah di Rabu terakhir bulan Safar termasuk salah satu amalan Rebo Wakasan.
Maka berdoa dan ziarah kubur di bulan Safar termasuk dibolehkan sebab baik dilakukan dan tidak dilarang.
Hal ini disebut bertawassul dengan wali-wali Allah SWT, bertawassul dengan Syekh Abdul Qodir Jaelani, bertawassul dengan Wali Songo, itu bukan meminta kepada wali melainkan kepada Allah SWT berkat kemuliaan wali-wali-Nya.
"Yang membolehkan tawassul itu ulama-ulama, di antaranya Ulama asal Maroko, Syekh Sayid Abdullah bin Muhammad bin ash-Shiddiq al-Ghumari," ucap Ustadz Abdul Somad.
Di saat berziarah hendaknya mengucap salam kepada ahli kubur, bacaan salam yang dicontohkan Rasulullah SAW adalah sebagai berikut:
السَّلامُ عَلَيْكُمْ دَارَ قَوْمٍ مُؤْمِنينَ وَأتاكُمْ ما تُوعَدُونَ غَداً مُؤَجَّلُونَ وَإنَّا إنْ شاءَ اللَّهُ بِكُمْ لاحقُونَ
Assalâmu‘alaikum dâra qaumin mu’minîn wa atâkum mâ tû‘adûn ghadan mu’ajjalûn, wa innâ insyâ-Allâhu bikum lâhiqûn
Artinya: Assalamu’alaikum, hai tempat bersemayam kaum mukmin. Telah datang kepada kalian janji Tuhan yang sempat ditangguhkan besok, dan kami insyaallah akan menyusul kalian.