Khusus SPPG Polda Kalsel dijadikan dapur MBG untuk sekolah di Banjarbaru. Fasilitas ini berdiri di lahan 1.250 meter persegi di Jalan Salak Timur, Kelurahan Guntung Paikat, Kecamatan Banjarbaru Selatan, Kota Banjarbaru. SPPG ini akan menyalurkan paket makanan untuk 13 sekolah.
Sementara Kepala SMPN 5 Banjarbaru Jarot Santosa mengatakan sekolahnya menjadi salah satu sekolah yang bakal menerima MBG dari SPPG Polda Kalsel. Peresmian SPPG Polda Kalsel memberikan harapan kepada siswa. “Sebanyak 988 siswa kami sangat menantikan program ini,” ungkapnya. (tap/riz)
Sayuran Utuh Sampai di Rumah
Pelan namun pasti program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Tanahlaut (Tala) mengalir. Cakupannya juga kian luas.
Data dihimpun, Minggu (24/8), Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) atau dapur MBG yang beroperasi di Tala baru satu yakni di Kawasan Jalan 45, Kelurahan Saranghalang. Namun layanannya telah mencapai kapasitas maksimal yakni 3.500 siswa.
Pengawasan dan pendampingan dilakukan Kodim 1009/Tanah Laut sejak program ini dijalankan pada bulan puasa lalu.
"Ada 12 sekolah yang telah dilayani dapur MBG di Saranghalang. Target 3.500 siswa tercapai sejak Mei 2025," sebut Dandim 1009/Tala Letkol (Inf) Adhy Irawan melalui Petugas Pengawas/Pendamping MBG Pelda Martiman.
Dikatakannya, Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia (SPPI) sebagai kepala SPPG selalu berkomunikasi dengan pihak sekolah guna menentukan porsi makanan yang disalurkan tiap hari.
Martiman pun menyampaikan ada tiga dapur MBG baru yang siap operasional yaitu di kawasan Almanar, Karangjawa (dekat simpang PT SUN), dan di belakang Snakma di Desa Panggung Kecamatan Pelaihari. "Jadi, tinggal menunggu instruksi dari Badan Gizi Nasional (BGN)," ujarnya.
Selain itu ada beberapa dapur MBG lain di Kota Pelaihari, yang masih melengkapi sarana prasarana penunjang. Termasuk, dapur MBG baru di kecamatan lain.
Bagaimana hasil pengawasan sejauh ini? "Terlaksana lancar," jawab Martiman.
Mengenai makanan yang tersisa, ia mengakui ada karena tak semua siswa cocok dengan menu yang disajikan. Namun jumlahnya tak banyak.
Ia mengatakan sebagian siswa kurang terbiasa mengonsumsi sayuran sehingga tak dimakan. Padahal sayuran merupakan bagian dari menu yang harus disajikan sebagai pelengkap unsur empat sehat lima sempurna.
Karena itu, lanjut Martiman, pihaknya meminta pihak sekolah memberikan sosialisasi kepada siswa tentang pentingnya mengonsumsi sayuran. "Yang paling disukai itu rata-rata ayam goreng. Tugas kita bersama untuk membiasakan anak-anak makan sayuran juga," sebutnya.
Terpisah, beberapa keluarga siswa di Tala mengakui anaknya kurang suka sayuran. Bahkan kadang menu jatah MBG utuh saat sang anak tiba di rumah.