Ekonomi dan Bisnis
Gelar Work Shop Go Public, BEI : Investor Kalsel Capai 192.423 SID dengan Transaksi Rp1,9 triliun
Pertumbuhan investor di Kalimantan Selatan saat ini mencapai 192.423 SID dengan nilai transaksi Rp1,9 triliun
Penulis: Salmah | Editor: Hari Widodo
BANJARMASINPOST.CO.ID - Dunia usaha, baik skala kecil, menengah, maupun besar, membutuhkan akses pendanaan yang berkelanjutan untuk dapat bertumbuh dan bersaing. Pasar modal hadir sebagai salah satu alternatif strategis bagi perusahaan.
Yuniar, Kepala Wilayah Bursa Efek Indonesia (BEI) Kalimantan Selatan (Kalsel), menyampaikan, dengan tata kelola yang baik, keterbukaan informasi, dan dukungan ekosistem pendanaan yang kuat, pasar modal dapat menjadi rumah pertumbuhan bagi perusahaan.
"Terlebih dengan potensi bisnis di Kalimantan Selatan yang sangat besar. Saat ini kita semua tengah menghadapi dinamika besar, baik dari luar negeri maupun dari dalam negeri, yang tentu berpengaruh pada pergerakan pasar," ujarnya pada Workshop Go Public yang digelar Bursa Efek Indonesia Kantor Perwakilan Kalimantan Selatan, Rabu (17/9/2025).
Lanjut Yuniar, pihaknya menyelenggarakan Workshop Go Public sebagai sarana berbagi pengetahuan dan wawasan mengenai langkah strategis perusahaan menuju Go Public.
"Di tengah dinamika yang terjadi, Pasar Modal Indonesia tetap menunjukkan tren pertumbuhan yang positif," jelasnya.
Baca juga: Investor Masih Wait and See, Begini Pergerakan Harga Emas
Dilihat dari sisi permintaan (demand side), kesadaran pentingnya berinvestasi dan kemajuan teknologi digital yang mempermudah akses terhadap pasar modal terus meningkat ditunjukan dari jumlah investor terus mengalami peningkatan signifikan setiap tahunnya.
"Total mencapai lebih dari 17 juta investor atau meningkat lebih dari 10 kali sejak tahun 2018," terang Yuniar.
Namun, angka ini masih sekitar 6 persen dari total populasi Indonesia yang berjumlah 284 juta jiwa menurut data BPS, sehingga menunjukkan bahwa potensi pertumbuhan jumlah investor di Indonesia masih sangat besar dan menjanjikan ke depan.
"Adapun di Provinsi Kalimantan selatan, per Juli 2025 tercatat terdapat 192.423 SID, dengan total nilai transaksi lebih dari Rp1,9 triliun," papar Yuniar.
Selain kinerja pasar modal Indonesia yang membanggakan dari sisi peningkatan jumlah investor, tren pencatatan juga menunjukkan hal yang positif.
Supply instrumen investasi saham terus meningkat dan lebih aktif dibandingkan dengan bursa-bursa di kawasan Asean lainnya.
Sejak tahun 2018, BEI selalu berhasil melakukan pencatatan saham baru terbanyak dibandingkan dengan bursa-bursa di kawasan Asean lainnya.
Dari tahun 2018 hingga tahun 2024, BEI telah menjadi rumah pertumbuhan bagi 396 perusahaan tercatat saham baru.
Sepanjang tahun 2025, terdapat penambahan 22 perusahaan yang telah melantai di Bursa dengan total dana dihimpun sebesar Rp10,4 triliun.
Jika dibandingkan dengan negara-negara lainnya, Bursa Efek Indonesia merupakan satu-satunya bursa yang mampu tumbuh lebih dari 1,16 persen dari segi jumlah perusahaan tercatat saham baru.
Saat ini terdapat dua perusahaan tercatat yang berasal dari Kalimantan Selatan, yaitu PT Batulicin Nusantara Maritim Tbk (BESS) dan PT Jhonlin Agro Raya Tbk (JARR).
BEI berharap akan muncul perusahaan tercatat baru dari wilayah Kalimantan Selatan.
"Saya berharap acara hari ini dapat memberi wawasan dan inspirasi bagi para pelaku usaha, khususnya di Kalimantan Selatan," tukas Yuniar.
Go public bukan hanya sarana mendapatkan pendanaan, tetapi juga pintu menuju pertumbuhan berkelanjutan, membangun kredibilitas, memperluas jaringan bisnis, serta meningkatkan daya saing di tingkat nasional maupun global.
"Jangan pernah takut bermimpi besar dan takut mencoba, karena setiap langkah berani hari ini bisa menjadi awal dari perjalanan besar menuju kesuksesan," tandasnya.
Natal Naibaho, Senior Expert of Listed Company Development BEI, menyampaikan, bahwa jika perusahaan tercatat di bursa efek maka banyak hal didapatkan.
"Diantaranya mendapat pendanaan tanpa batas, menjadikan perusahaan lokal, meningkat jadi perusahaan internasional, meningkatkan kinerja dan kualitas karyawan dan banyak hal lainnya," terangnya.
Lanjut Natal, beberapa persyaratan bagi perusahaan untuk masuk bursa efek antara lain good coprporate government, laporan keuangan, minimum masa operasional.
"Sekarang ada 954 perusahaan yang tercatat di bursa. Pastinya perusahaan go public harus siap memberikan informasi cukup kepada publik, kalau ada yang tak tersampaikan, bernilai kurang baik terhadap harga saham," terangnya.
Baca juga: Harga Emas Antam Hari ini Senin 15 September Turun Tipis, Investor Masih Menunggu Momen
Andrew Gunawan, Direktur Investment Banking, PT Reliance Sekuritas Indonesia Tbk, selaku narasumber kedua, memaparkan, memang untuk persyaratannya banyak.
"Namun itulah perusahaan harus berbenah, terutama meningkatkan good coprporate government," kata Andrew.
Jadi perusahaan harus semakin besar dan disiplin sehingga perusahaan tak hanya meningkat berskala nasional tapi juga internasional.
Workshop ini juga dimoderatori Muhammad Salman Arrifqy Senior Expert of Listed Company Development Bursa Efek Indonesia. (banjarmasinpost.co.id/salmah saurin)
Investor Masih Wait and See, Begini Pergerakan Harga Emas |
![]() |
---|
Telkom Optimistis Ciptakan Pertumbuhan Jangka Panjang, Begini Sasarannya |
![]() |
---|
BRI Beri Beasiswa Belajar ke Jenjang Lebih Tinggi, Dapatkan Informasinya di Situs YBM BRILiaN |
![]() |
---|
Telkom Optimis Ciptakan Pertumbuhan Jangka Panjang Berkelanjutan |
![]() |
---|
DJPb Kalsel Kembangkan Sistem Monitoring Terintegrasi, Begini Manfaat dan Komitmennya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.