Berita Tapin
Kreativitas Mahasiswa ULM Saat KKN di Tapin Kalsel, Sulap Hama Walang Sangit Jadi Gantungan Kunci
KEGIATAN Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat patut diapresiasi dengan kreativitas mahasiswanya bikin gantungan kunci menarik
Penulis: Rizki Fadillah | Editor: Irfani Rahman
BANJARMASINPOST.CO.ID, TAPIN - Tidak selamanya hama mengganggu dan merusak tanaman peliharaan. Ide kreatif dan tangan terampil beberapa mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat (ULM) mampu mengubahnya menjadi sesuatu yang bernilai.
Semua ini lahir dari keinginan mereka untuk memberikan nilai terhadap sesuatu yang dianggap merugikan pertanian dan sebagai pengetahuan mengenai serangga.
Para mahasiswa itu adalah Ismail Raditha, Fauzi Randa Winanda, Dinda Rahma A, Razkhel Az-Zahra, Amelia Adilya dan Nazwa Nazelina.
Mahasiswa Program Studi Proteksi Tanaman semester tujuh yang tengah menjalani Kuliah Kerja Nyata (KKN) Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) di Desa Sungaiputing Kecamatan Candi Laras Utara Kabupaten Tapin itu membuat sovenir berbahan belalang, kumbang koksi, walang sangit dan hama lainnya.
Serangga yang didapat di sawah, diawetkan kemudian diolah menjadi gantungan kunci, bingkai mini edukatif, pajangan unik dan lainnya.
Baca juga: Lowongan Kerja PT Indofood, Terbuka Bagi Lulusan SMA hingga S2, Cek Posisi Dibutuhkan
Baca juga: Lowongan Kerja Terbaru Adaro Energy, Posisi Port Captain hingga Port Engineer, Penempatan Kalsel
Ketua tim, Ismail Raditia, mengatakan pembuatan menggunakan bahan baku resin. Proses pengeringan membutuhkan waktu sekitar 48 jam atau dua hari agar hasilnya sempurna.
Pembuatan diawali dengan mencampur resin A (base expoxy) dengan resin B (hardener). “Mengaduknya harus pelan agar tidak menghasilkan gelembung. Kalau sudah tercampur rata, tuang ke cetakan silikon. Setengah saja. Selanjutnya letakkan serangga,” paparnya.
Setelah didiamkan selama 24 jam dan dirasa sudah kering atau keras, kemudian tuang adonan resin hingga cetakan terisi penuh. Selanjutnya diamkan kembali selama 24 jam hingga resin mengeras sempurna.
Tak hanya sebagai koleksi pribadi atau kelompok, tim ini juga menjual produk kreatif tersebut. Satu suvenir dijual Rp 15 ribu.
Ismail menyebut ide kreatif itu muncul setelah melihat gantungan kunci berisi bunga kering yang juga berbahan resin. “Kami mencoba menghadirkan karya seni memanfaatkan potensi lain yang ada di desa. Hama yang selama ini identik dengan gangguan dan kerugian bagi petani, kami coba pandang dari sudut berbeda,” ujarnya.
Melalui kreativitas ini, hama yang biasanya dibasmi menjadi sesuatu yang unik dan memiliki nilai jual. Ismail dan kawan-kawan pun mengajarkannya kepada sejumlah warga desa agar bisa dikembangkan. (rizki fadillah)
Mahasiswa ULM
Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat
Fakultas Pertanian ULM
KKN
Kabupaten Tapin
gantungan kunci
Banjarmasinpost.co.id
hama
Eksklusif
Jangan Lewat Calo, Begini Syarat Urus SKCK PPPK Paruh Waktu di Polres Tapin |
![]() |
---|
Pemkab Tapin Umumkan Alokasi 1.125 Formasi PPPK Paruh Waktu, Didominasi Tenaga Teknis |
![]() |
---|
Pemadaman Karhutla di Tapin Libatkan Helikopter Water Bombing |
![]() |
---|
Kader Asmantoga Desa Banua Halat Kiri Berharap Setiap Rumah di Tapin Menanam Toga, Ini Alasannya |
![]() |
---|
Kormi Tapin Verifikasi 30 Induk Olahraga, Siapkan Pramusyawarah Kabupaten |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.