Berita Banjarmasin

Perempuan Ini Ketagihan Main Padel di Banjarbaru, Sewa Lapangan Capai Rp 450 Ribu Per Jam

Riuh suara bola memantul dari dinding kaca terdengar berulang-ulang di Jalan Sukarelawan, Kelurahan Komet, Kecamatan

Banjarmasinpost.co.id/muhamamd andra)
SUARA B0LA-Riuh suara bola memantul dari dinding kaca terdengar berulang-ulang di Jalan Sukarelawan, Kelurahan Komet, Kecamatan Banjarbaru Utara, Kota Banjarbaru. Dua lapangan berdiri berdampingan, diapit ruang tunggu berpendingin udara yang nyaman.Perempuan Ini Ketagihan Main Padel di Banjarb aru, Sewa Lapangan Capai Rp 450 Ribu Per Jam 

BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARBARU- Riuh suara bola memantul dari dinding kaca terdengar berulang-ulang di Jalan Sukarelawan, Kelurahan Komet, Kecamatan Banjarbaru Utara, Kota Banjarbaru. Dua lapangan berdiri berdampingan, diapit ruang tunggu berpendingin udara yang nyaman.

Di sanalah Hedera Padel Club, fasilitas padel pertama di Kalimantan Selatan, berdiri. Meski baru beroperasi, arena itu hampir tak pernah sepi. Setiap sore, mobil pribadi berjejer rapi di area parkir.

Dari dalam lapangan terlihat sejumlah pemain dengan kostum olahraga modis bergantian mengayunkan raket padel. Wajah mereka tampak antusias, seakan menemukan mainan baru yang sedang tren.

“Baru tiga kali saya coba, tapi rasanya bikin ketagihan,” kata Hanna, pemain yang sebelumnya akrab dengan tenis lapangan.

Baca juga: Bikin Kaget Bule, Balita Asal Martapura Banjar Kalsel Ini Capai Puncak Rinjani Setinggi 3.726 MDPL

Baca juga: Borneo Berlari 5 Kilometer di Banjarmasin Memang Beda, Usai Finish Peserta Disuguhi Pisang Segar

Hanna mengakui, padel bukan sekadar olahraga baru, melainkan fenomena sosial. “Suasananya lebih akrab. lapangannya kecil jadi intensitas permainannya tinggI,” ujarnya.

Padel memang tengah jadi primadona di kalangan kelas menengah atas. Di Jakarta, Bali dan Surabaya, lapangan-lapangan padel dipenuhi kalangan artis, pejabat, hingga pengusaha.

Media sosial pun ramai menampilkan selebritas berpose dengan raket padel yang unik karena menyerupai dayung kecil dengan lubang-lubang.

Fenomena ini menjalar ke Kalsel. Hedera Padel Club menjadi pionir.

“Harga sewa kami mulai Rp 350 ribu sampai Rp 450 ribu per jam, tergantung waktu bermain,” kata salah satu owner, Anshari.

Sekilas angka itu terdengar mahal. Tapi, menurut Anshyari, justru relatif terjangkau jika dibagi rata oleh delapan pemain. “Kalau kita nongkrong di kafe bisa lebih dari itu habisnya,” ujarnya.

Fasilitas yang ditawarkan tak main-main. Selain dua lapangan standar, ada ruang tunggu ber-AC, layanan makanan dan minuman sehat, hingga fisioterapi untuk mengecek kondisi otot pemain. Bahkan raket bisa disewa dengan tarif Rp 50 ribu.

Namun perlu diketahui, biaya perlengkapan pribadi tetap tak murah. Raket padel asli di toko daring dibanderol Rp1,5 juta hingga Rp 4 juta. Sementara bola padel seharga Rp 150 ribu untuk satu set isi tiga.

Belum banyak toko olahraga di Banjarbaru yang menyediakan perlengkapan itu. Karena itu, Hedera berencana membuka lini penjualan raket dan aksesori padel.

Padel di Banjarbaru masih lebih dekat dengan gaya hidup. Terpantau mayoritas pemain adalah pengusaha, dan keluarga kelas menengah atas. Lapangan yang terbatas membuat suasananya eksklusif.

“Kami tak menargetkan segmen tertentu. Tapi ke depan, cita-cita kami mencetak atlet padel dari Banjarbaru,” kata Anshari.

Anshari menambahkan soal booking saat ini sudah ada dari pemerintahan, BUMN dan perusahaan swasta. “Mereka sewa lapangan ada yang dari pagi, ada pula yang booking jam malam, ada pula jam siang. Mereka itu booking per dua jam,” ungkapnya.

Tak hanya Banjarbaru, geliat padel juga menyentuh Banjarmasin. Korem 101/Antasari tengah membangun tiga lapangan padel dan satu lapangan tenis baru di kompleks Jalan Ahmad Yani, Pemurus Dalam. Atap dan dinding bangunan sudah rampung, tinggal menyelesaikan bagian lantai.

“Nanti pengelolaan diserahkan ke pihak ketiga. Targetnya bisa digunakan masyarakat umum, anggota TNI, maupun instansi lain,” kata Kepala Jasmani Korem 101/Antasari, Kapten Inf M. Ali.

Sementara tarif sewa belum ditetapkan. Ali mengatakan tarif bakal ditetapkan secara komersial untuk menutup biaya pembangunan dan pemeliharaan.

Di sisi lain, secara kelembagaan padel belum memiliki rumah resmi. Wakil Ketua Umum Bidang Pembinaan Prestasi KONI Kalsel Gusti Perdana Kesuma menegaskan olahraga ini belum terdaftar di bawah naungan KONI.  “Belum ada organisasi resmi padel terdaftar di KONI Kalsel,” ujarnya.

Gusti menambahkan terbuka jika ada inisiatif membentuk organisasi. Syaratnya jelas yakni harus ada kepengurusan pusat dan minimal tujuh kabupaten kota memiliki pengurus daerah.  Tanpa itu, padel sulit masuk dalam kerangka pembinaan prestasi olahraga daerah. (Banjarmasinpost.co.id/muhamamd andra)

 

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved