Berita HSU

Menengok Penjualan Telur di Pasar Alabio HSU, Sehari Puluhan Ribu Butir Terjual 

Di Pasar Alabio Kabupaten Hulu Sungai Utara ada sisi berjualan pedagang telur, ada telur itik dan telur ayam dijual

Penulis: Reni Kurnia Wati | Editor: Irfani Rahman
Banjarmasinpost.co.id/reni kurniawati
PEDAGANG TELUR - Pedagang mempersiapkan telur untuk pembeli di Pasar Alabio Kabupaten HSU 

BANJARMASINPOST.CO.ID, AMUNTAI- Setiap hari Rabu di Pasar Alabio Kecamatan Sungai Pandan Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU),Kalimantan Selatan selalu ramai, pasar yang buka setiap satu minggu sekali ini menjual aneka kebutuhan masyarakat. 

Namun yang menarik ada satu ruas jalan di samping jembatan Fakhruddin digunakan untuk pedagang telur berjualan, sepanjang jalan puluhan ribu telur itik dijejerkan menunggu pembeli yang datang dan biasanya juga membeli dalam jumlah banyak.

Ada juga telur ayam kampung dan ayam ras meskipun jumlahnya tak sebanyak telur itik.

Telur itik bertumpuk rapi di tempatnya dibedakan berdasarkan ukuran besar dan kecil, tentu saja dijual dengan harga yang berbeda pula. Fatimah salah satu pedagang mengatakan dirinya mengambil langsung dari peternak itik. 

Dalam satu hari di hari pasar ini biasa menjual lebih dari 5000 butir telur itik, dirinya juga menyediakan telur untuk pembeli yang dikonsumsi pribadi pembelian dalam jumlah sedikit. Sedangkan pembeli yang bertujuan untuk dijual lagi diberi harga yang lebih miring. 

Baca juga: Tenggelam di HSU, Warga Hambuku Ditemukan di Samuda HSS, Jasad Langsung Dibawa ke Rumah Duka

Baca juga: Lowongan Kerja PT Indofood, Terbuka Untuk Banyak Posisi, Lulusan SMA, SMK hingga S1 Bisa Daftar

“Saat ini harga telur itik tergolong normal di sekitar Rp 2300 per butir untuk ukuran sedang, biasanya kalau di pasar ini harga telur saat pagi dan siang hari berbeda meskipun tidak banyak, lebih murah saat pagi hari, pasar telur buka sejak jam 6.00 pagi,” ujarnya. 

Udin salah satu pembeli mengatakan setiap hari rabu dirinya membeli telur itik di pasar Alabio kemudian dijual lagi ke Martapura. Dalam sekali beli biasanya 1500 butir telur, dirinya mengangkut menggunakan sepeda motor yang sudah dilengkapi seperti keranjang untuk menjaga telur tidak pecah di perjalanan. 

“Saat mengikat telur tidak boleh longgar, meskipun ditumpuk di tempatnya jika kaitannya longgar lebih beresiko telur rusak. Paling sulit membawa saat musim penghujan karena tidak boleh basah sehingga ditutup menggunakan plastik,” ujarnya. 

Udin sudah memiliki langganan di Martapura sehingga tinggal mengantarnya, setiap minggu biasanya memang ada perbedaan harga. Dirinya mengatakan harga telur pernah paling mahal seharga Rp 3000 per butir, untuk penjualan cukup sulit.

Banjarmasinpost.co.id/Reni Kurniawati 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved