Pelajar di Martapura Keracunan MBG
Tak Hanya Nitrit, Ahli Kimia Ungkap Kemungkinan Penyebab Keracunan Massal MBG di Martapura
Hasil uji laboratorium menunjukkan adanya kandungan nitrat pada nasi kuning dan sayur yang dikonsumsi siswa kasus keracunan MBG di Martapura
Penulis: Muhammad Syaiful Riki | Editor: Hari Widodo
BANJARMASINPOST.CO.ID, MARTAPURA – Kasus keracunan massal usai mengonsumsi makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Martapura, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan (Kalsel), masih terus diselidiki.
Hasil uji laboratorium sementara memang menunjukkan adanya kandungan nitrat pada nasi kuning dan sayur yang dikonsumsi siswa.
Namun, ahli kimia dari Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Prof Muthia Elma menilai bahwa penyebabnya tak hanya dari unsur kimia tersebut.
Menurutnya, kemungkinan besar ada faktor lain yang turut memicu, terutama dari aspek kebersihan dan higienitas selama proses pengolahan makanan.
“Selain senyawa kimia seperti nitrat atau nitrit, penyebab utama makanan bisa risak adalah keberadaan bakter E-coli. Ini bisa terjadi karena masalah kebersihan saat memasak, penyimpanan, atau kondisi lingkungan dapur,” jelas Muthia, Jumat (10/10/2025).
Baca juga: Update Keracunan MBG di Kabupaten Banjar, Seluruh Korban di RSUD Ratu Zalecha Martapura Sudah Pulang
Ia menambahkan, makanan yang terkontaminasi bakteri, virus, atau bahan kimia dapat menimbulkan gejala seperti mual, muntah, dan diare.
Tingkat keparahan gejalanya pun bergantung pada kadar kontaminasi di dalam makanan.
“Kalau hanya nitrat, dampaknya mungkin tidak separah ini. Tapi bila ada kontaminasi bakteri, efeknya bisa jauh lebih cepat dan berat,” ungkapnya.
Prof Muthia juga menyoroti pentingnya penerapan standar kebersihan tinggi di dapur penyedia MBG atau Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).
Menurutnya, sebagian dapur mungkin belum memiliki sarana sanitasi memadai, sehingga peralatan makan mudah terkontaminasi.
“Idealnya dapur MBG memiliki mesin cuci piring sendiri. Jika masih mencuci menggunakan air sungai yang tidak bersih, risikonya besar sekali,” tegasnya.
Ia menjelaskan, nitrat dan nitrit memang dapat memengaruhi kadar oksigen dalam darah, tetapi dalam beberapa kasus juga digunakan sebagai pengawet alami.
Baca juga: Korban Keracunan MBG di Martapura Tembus 130 Orang, Wakapolda Kalsel: Kita Tunggu Hasil Labfor
Karena itu, diperlukan penelusuran lebih mendalam untuk memastikan apakah kandungan tersebut muncul akibat bahan makanan tercemar, proses pengolahan, atau penggunaan bahan tambahan yang tidak sesuai.
Data terakhir menunjukkan ada 130 orang yang dilarikan ke RSUD Ratu Zaleha Martapura usai mengonsumsi MBG. Sebagian besar sudah diperbolehkan pulang, sedangkan 10 orang lainnya masih harus menjalani perawatan intensif. (Banjarmasinpost.co.id/Muhammad Syaiful Riki)
keracunan massal
Makan Bergizi Gratis (MBG)
Kabupaten Banjar
Kalimantan Selatan (Kalsel)
Banjarmasinpost.co.id
Update Keracunan MBG di Kabupaten Banjar, Seluruh Korban di RSUD Ratu Zalecha Martapura Sudah Pulang |
![]() |
---|
Respons Keracunan Massal MBG di Martapura, Gubernur Kalsel: SPPG Bermasalah Bisa Ditutup |
![]() |
---|
Buntut Ratusan Siswa Keracunan Usai Santap MBG, Kodim Banjar Sidak ke SPGG Tungkaran, Ini Hasilnya |
![]() |
---|
Korban Keracunan MBG di Martapura Tembus 130 Orang, Wakapolda Kalsel: Kita Tunggu Hasil Labfor |
![]() |
---|
Keracunan Massal MBG di Martapura Kalsel, LBH BN Desak Pemerintah Evaluasi Sistem Keamanan Pangan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.