Kasus Pneumonia Balita di Kalsel 

Ini Cara Cegah Sejak Dini Penyakit ISPA, Dinkes Kalsel: Biasakan Pola Hidup Bersih

Dinkes Kalsel mengimbau masyarakat mewaspadai gejala  Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) seperti batuk, pilek, demam, dan ]

Penulis: Muhammad Syaiful Riki | Editor: Edi Nugroho
Tribunjualbeli.com
PELAYANAN-Ilustrasi perawat di puskemas atau rumah sakit memberikan pelayanan medis ke pasien. Ini Cara Cegah Sejak Dini Penyakit ISPA, Dinkes Kalsel: Biasakan Pola Hidup Bersih 

BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN- Dinkes Kalsel mengimbau masyarakat mewaspadai gejala  Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) seperti batuk, pilek, demam, dan sesak napas, serta segera melakukan pemeriksaan ke fasilitas kesehatan.

“Pencegahan bisa dilakukan lewat pola hidup bersih, imunisasi, dan penggunaan masker, terutama saat kualitas udara memburuk,” tutur Anhar.

Kasus Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) dan pneumonia balita di Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel). menunjukkan tren meningkat sejak Agustus 2025.

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kalsel mencatat sepanjang September total penemuan pneumonia atau radang paru-paru pada balita mencapai 1.856 kasus, dengan rata-rata pelaksanaan tata laksana standar sebesar 91,80 persen.

Baca juga: Pneumonia Balita di Kalsel Capai 1.856 Kasus, Dipicu Perubahan Cuaca Ekstrem

Baca juga: Intip Aktivitas Pemudi HSU dari Komunitas Negeri 6 Menara, Mulai Lapak Baca Hingga Ngaji ala Gen Z

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Anhar Ihwan mengatakan, kenaikan kasus mulai terlihat sejak Agustus. “Faktornya karena kondisi cuaca kita cukup ekstrem. Kadang panas, kadang hujan. Itu berpengaruh terhadap daya tahan tubuh, terutama anak-anak,” ujarnya, Selasa (14/10).

Namun Anhar mengakui pendataan kasus ISPA belum sepenuhnya lengkap. “Masih ada puskesmas yang belum melapor. Untuk Kabupaten Banjar, data dari rumah sakit juga baru masuk setelah infografis dibuat,” tambahnya.

Berdasarkan data Dinkes Kalsel, Kabupaten Banjar, Tapin dan Kota Banjarbaru menjadi daerah dengan jumlah pneumonia balita tertinggi. Masing-masing 235, 264 dan 148 kasus.

Sementara Banjarmasin tercatat 174 kasus dengan capaian tata laksana standar terendah, yakni 67,82 persen.

Dari sisi pengobatan, rata-rata penderita pneumonia (balita dan anak) yang mendapatkan antibiotik mencapai 96,15 persen, melebihi target nasional tahun 2024 sebesar 95 persen.

Beberapa daerah seperti Hulu Sungai Selatan, Hulu Sungai Tengah, Hulu Sungai Utara, Tanahbumbu, dan Balangan, bahkan mencatat penanganan mencapai 100 persen.

Sementara Kabupaten Batola belum mengirimkan laporan presentase penemuan kasus ISPA dan pneumonia untuk periode September 2025.  (msr/dny/roy)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved