Berita Banjarmasin
Jelang Nataru dan Haul Guru Sekumpul, Pemprov Kalsel Gelar Operasi Pasar Sebulan Penuh
Dinas Perdagangan Provinsi Kalimantan Selatan (Disdag Kalsel) mencatat permintaan sejumlah bahan pokok meningkat tajam menjelang akhir tahun
Penulis: Muhammad Syaiful Riki | Editor: Budi Arif Rahman Hakim
BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Dinas Perdagangan Provinsi Kalimantan Selatan (Disdag Kalsel) mencatat permintaan sejumlah bahan pokok meningkat tajam menjelang akhir tahun.
Peningkatan ini dipicu tiga momentum besar yang terjadi hampir bersamaan, yakni perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) serta Haul Guru Sekumpul.
Kepala Dinas Perdagangan Kalsel, Ahmad Bagiawan menyebut, lonjakan permintaan ini sudah mulai terasa sejak awal November.
“Tahun ini cukup padat, karena selain Natal dan Tahun Baru, kita juga akan menghadapi Haul sekitar tanggal 25 atau 28 Desember. Fokus kita memastikan ketersediaan bahan pokok tetap terjaga,” ujarnya, Selasa (4/11/2025).
Dalam sepekan terakhir, harga sejumlah komoditas strategis mulai menunjukkan tren kenaikan. Bawang merah misalnya, naik dari kisaran Rp 30 ribu per kilogram menjadi rata-rata Rp 37.962, bahkan di beberapa daerah seperti Tanahlaut, Banjarbaru, dan Hulu Sungai Selatan sudah menembus Rp 40 ribu per kilogram.
Baca juga: Warga Tanahlaut Kirim Delapan Pikap Kayu Bakar untuk Haul Guru Sekumpul
Kenaikan juga terjadi pada bawang putih (Rp 33 ribu per kg), bawang prai (Rp 22 ribu per kg), serta telur dan daging yang turut merangkak naik.
Namun, untuk komoditas beras, Gia memastikan stok masih aman karena adanya jadwal panen di beberapa kabupaten.
“Untuk beras premium dan medium masih aman, karena terbantu produksi lokal,” jelasnya.
Sebagai langkah antisipasi, kata Gia, Gubernur Kalsel Muhidin telah mengintruksikan Disdag menggelar operasi pasar selama sebulan penuh, mulai 4 November hingga 4 Desember 2025.
“Seluruh kabupaten/kota akan kami datangi. Operasi ini menjual bahan pokok dengan harga di bawah pasar,” kata Gia.
Dalam kegiatan tersebut, pemerintah menyiapkan gula pasir seharga Rp 16 ribu per kilogram dan minyak goreng Rp 15.700 per liter. Setiap pembelian dibatasi agar distribusi barang lebih merata.
“Kami batasi pembelian, tidak boleh memborong. Tujuannya supaya masyarakat lain juga bisa menikmati harga distributor,” tegasnya.
Pemerintah juga mengimbau masyarakat untuk tidak panik menghadapi kenaikan harga. Aksi borong justru dapat memperparah gejolak pasar.
“Kami paham kebutuhan meningkat, apalagi ada kegiatan sosial seperti program makanan bergizi gratis. Tapi masyarakat jangan panik, jangan memborong, karena itu bisa memicu kenaikan lebih lanjut,” ujarnya.
Disdag memastikan akan terus memantau pergerakan harga di lapangan agar tidak terjadi lonjakan ekstrem menjelang akhir tahun.
“Mudah-mudahan tidak terlalu tinggi kenaikannya. Saat ini bawang merah di Banjarmasin naik sekitar Rp 3 ribu dalam seminggu. Kita pantau terus agar tetap terkendali,” ujarnya. (msr)
| Isak Tangis Iringi Penemuan Korban Tenggelam di Banjarmasin, Jasad Anjas Hanyut 50 Meter |
|
|---|
| Ratusan Kasus Kekerasan Terhadap Anak Terjadi di Banjarmasin, Hj Ananda: Masyarakat Mulai Bersuara |
|
|---|
| Stok Pertamax Kosong di Sejumlah SPBU di Banjarmasin, Pengguna Pertalite Diduga Jadi Pemicunya |
|
|---|
| Warga di Banjarmasin Keluhkan Pertamax Sering Habis di SPBU, Terpaksa Berburu ke Pedagang Eceran |
|
|---|
| Jasad Korban Tenggelam di Banjaraya Banjarmasin Ditemukan, Tangis Keluarga Iringi Proses Evakuasi |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.