Mahasiswa Kalsel Demo
Dialog dengan DPRD Kalsel Gagal, Mahasiswa Pastikan Ada Aksi Lanjutan Tolak KUHAP
Aksi penolakan KUHAP di depan Gedung DPRD Kalsel, Senin (24/11/2025) sempat tegang, mahasiswa dan aparat saling dorong
Penulis: Muhammad Syaiful Riki | Editor: Irfani Rahman
BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN – Ketegangan dalam aksi penolakan KUHAP di depan Gedung DPRD Kalimantan Selatan, Senin (24/11/2025), bermula dari gagalnya dialog antara mahasiswa dan pimpinan dewan.
Situasi yang sebelumnya sempat kondusif berakhir ricuh hingga akhirnya massa membubarkan diri menjelang magrib.
Ketua BEM Universitas Lambung Mangkurat (ULM), Adi Jayadi mengatakan, sejak awal demonstran telah sepakat dengan Ketua DPRD Kalsel Supian HK untuk melakukan dialog terbuka di Ruang Rapat Paripurna, agar seluruh massa dapat mengikuti proses secara langsung.
Namun, saat perwakilan mahasiswa kembali ke demonstran untuk menyampaikan hasil mediasi, mereka mendapati ruangan yang disiapkan berbeda dari kesepakatan.
Adi juga menyebut ada tindakan intimidatif terhadap mahasiswa yang masuk ke gedung.
Baca juga: BREAKING NEWS- Ratusan Mahasiswa Geruduk DPRD Kalsel, Tolak KUHAP Baru dan Soroti Isu Lingkungan
Baca juga: Lowongan Kerja Adaro Energy, Terbuka Bagi Lulusan S1 Penempatan Jakarta, Sumsel dan Kalsel
“Kesepakatan berubah. Ada ruang yang berbeda, dan beberapa tindakan intimidatif dirasakan teman-teman. Ini mencederai marwah gerakan,” tegasnya.
Ketua DPRD Kalsel dijadwalkan harus meninggal Rumah Banjar untuk berangkat ke Bandara Syamsudin Noor pada pukul 17.00 Wita, sehingga waktu pertemuan terbatas.
“Kalau memang jam 5 berangkat, kan masih ada setengah jam untuk dialog. Tapi justru diulur-ulur sampai suasana memanas,” kata Adi.
Adi memastikan ada aksi lanjutan usai dialog dengan anggota dewan menemui jalan buntu.
Sekretaris DPRD Kalsel, Muhammad Jaini memberikan penjelasan berbeda tentang kronologi gagalnya dialog. Menurutnya, perwakilan Komisi II awalnya sudah menerima BEM dan mempersilakan mereka masuk.
Namun setelah dicek, ruangan yang tersedia ternyata sangat terbatas, hanya mampu menampung sekitar 20 orang.
“Karena keterbatasan tempat, kami persilakan ketua perwakilan BEM masuk dulu untuk melihat situasi. Ternyata ruangannya hanya mampu menampung sekitar 20 orang. Kalau ingin masuk, silakan, tapi hanya 20 orang, yang lainnya harus berdiri,” jelas Jaini.
Perwakilan BEM kemudian keluar dan melakukan konsolidasi dengan massa. Dari sana muncul permintaan agar seluruh mahasiswa ikut masuk, namun kapasitas ruangan tidak memungkinkan.
“Setelah konsolidasi, mungkin tidak terjadi kesepakatan. Makanya sempat terjadi sedikit insiden, ada kekacauan kecil,” ujarnya.
(Banjarmasinpost.co.id/Muhammad Syaiful Riki)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/banjarmasin/foto/bank/originals/Demonstran-dan-polisi-saling-dorong-dalam-aksi-unjuk-rasa-Tolak-KUHAP.jpg)