Bagimu Guru

Tempuh 10 Jam Perjalanan demi Mengajar di Daerah Terpencil Kotabaru, Kamijo Ungkap Niat Mulia

Namun dirinya tetap bertahan karena dikuatkan dengan wajah-wajah polos anak didik yang menurutnya berhak dicerdaskan.

Penulis: Muhammad Tabri | Editor: Ratino Taufik
Banjarmasin Post/Muhammad Tabri
TEKUN - Kamijo SE dengan tekun mengajar pada siswa-siswanya di SMAN 1 Sampanahan Lokasi II di Desa Sampanahan, dan ratusan kilometer dari Ibu Kota Kotabaru, Kamis (20/11/2025). 

BANJARMASINPOST.CO.ID - Di usianya yang sudah tidak muda lagi, Kamijo (57) tetap semangat mengajar di SMAN 1 Sampanahan Lokasi II, di Desa Gunung Batu Besar, Kecamatan Sampanahan, Kotabaru. 

Bahkan di tengah keterbatasan fasilitas di daerah terpencil, Kamijo tidak patah arang. Menjelang masa pensiun, dia bahkan masih punya cita-cita mulia, yakni ingin membangun sekolah baru di wilayah tersebut. 

SMAN 1 Sampanahan Lokasi II merupakan salah satu sekolah daerah terpencil.  Perlu waktu 1 jam perjalanan jika ke lokasi induk yakni SMAN 1 Sampanahan di Desa Sampanahan, dan ratusan kilometer dari Ibu Kota Kotabaru.

Entah itu melalui jalur darat maupun laut, untuk menyambanginya pasti menguras tenaga, waktu dan biaya.

Kondisi inilah yang turut mewarnai perjuangan Kamijo mengabdikan diri mengajar selama 16 tahun terakhir di SMA yang berada di Teluk Pamukan itu. 

Ayah tiga anak ini, kali pertama mengajar pada tahun 2009, saat SMAN 1 Sampanahan Lokasi  II masih di bawah naungan yayasan.

Kamijo SE dengan tekun mengajar pada siswa-siswanya di SMAN 1 Sampanahan Lokasi II 02
JALUR MENGAJAR - Kamijo SE dengan tekun mengajar pada siswa-siswanya di SMAN 1 Sampanahan Lokasi II di Desa Sampanahan, dan ratusan kilometer dari Ibu Kota Kotabaru, Kamis (20/11/2025). Lewati jalan rusak dengan motornya.

Tahun pertama mengajar, Kamijo sempat menerima honor Rp 5.000 per jam pelajaran, sebelum penggajian naik menjadi Insentif Daerah Pemkab Kotabaru di tahun kedua.

Lima tahun berlanjut, statusnya berubah menjadi honorer Pemprov Kalsel, seiring peralihan sekolah yang jadi bagian SMAN 1 Sampanahan, dengan posisi dan fasilitas yang tidak jauh berbeda, yakni menggunakan bangunan eks transit warga transmigrasi. 

"Saya baru mulai jadi PPPK 2021, dan saat ini sisa tiga tahun lagi sebelum pensiun," ujar Kamijo, Kamis (20/11).

Sepanjang 16 tahun mengabdi, banyak hal yang dialaminya. Mulai dari keluhan akses jalan menuju sekolah yang sulit hingga fasilitas mengajar yang masih jauh dari kata layak. 

Namun dirinya tetap bertahan karena dikuatkan dengan wajah-wajah polos anak didik yang menurutnya berhak dicerdaskan.

"Kalau 2009, dari rumah saya di Serongga ke Gunung Batu Besar ini bisa 10 jam perjalanan naik sepeda motor. Sekarang paling 2,5 jam sampai 3 jam. Sudah lumayan lebih baik," ucap guru Ekonomi ini.

Jalan berlubang, mengitari kebun sawit, menerobos banjir, hingga kerusakan sepeda motor kerap ia alami saat menuju Desa Gunung Batu Besar. 

Kamijo biasanya pulang sekali dalam sepekan, usai mengajar. Sementara saat hari kerja, ia menginap di rumah sewaan yang berjarak sekitar 2 km dari sekolah.

Di tengah keterbatasan fasilitas peraga atau media pembelajaran, Kamijo juga tetap berusaha kreatif dalam mendampingi para siswa.

Kamijo SE dengan tekun mengajar pada siswa-siswanya di SMAN 1 Sampanahan Lokasi II 03
TEKUN - Kamijo SE dengan tekun mengajar pada siswa-siswanya di SMAN 1 Sampanahan Lokasi II di Desa Sampanahan, dan ratusan kilometer dari Ibu Kota Kotabaru, Kamis (20/11).
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved