Malam Pertama Amanda Manopo dan Kenny Austin Disorot, Situasi Ranjang di Kamar Pengantin Terekam

Padahal Kenny sendiri merasa sangat berani untuk menghadapi ayah Manda.

Sampai akhirnya mereka menikah pada Jumat (10/10/2025) kemarin.

Mitos Malam Pertama

Mitos tentang hubungan seksual, khususnya malam pertama, masih banyak dipercaya oleh masyarakat Indonesia.

Padahal, anggapan tersebut sering kali salah kaprah dan tidak memiliki dasar ilmiah.

Dikutip Kompas.com, Seksolog dr. Haekal Anshari, M. Biomed (AAM) memaparkan beberapa mitos yang perlu diluruskan agar masyarakat tidak terjebak pada pemahaman yang keliru.

1. Keluar darah tanda keperawanan

Salah satu mitos yang sering beredar adalah anggapan bahwa perempuan harus mengeluarkan darah saat malam pertama sebagai tanda keperawanan.

Padahal, hal ini tak selalu benar.

“Laki-laki beranggapan ketika malam pertama nanti, kalau sang istri berdarah itu artinya masih perawan,” ujar Haekal dalam acara Satu Dekade Kebahagiaan Bersama Laci Asmara lewat Dasa Asmara Bersua di Jakarta, Selasa (10/12/2024).

Ia menjelaskan, keperawanan seseorang tidak bisa ditentukan melalui keluarnya darah saat berhubungan intim pertama kali.

Dalam dunia medis, tidak ada istilah “darah perawan” yang menjadi penanda keperawanan.

“Selaput darah atau hymen itu bentuknya bermacam-macam di setiap orang, bahkan ada perempuan yang terlahir tidak memiliki hymen,” katanya.

Menurut Haekal, selaput dara bisa terluka tanpa melakukan hubungan seksual, misalnya akibat olahraga berat atau cedera.

Sebaliknya, ada perempuan yang tidak mengalami luka pada hymen meski telah melakukan hubungan seksual.

2. Malam pertama selalu sakit

Mitos lain yang banyak dipercayai adalah hubungan intim pada malam pertama pasti terasa sakit, terutama bagi perempuan.

Stigma ini sering kali membuat pasangan, khususnya perempuan, merasa takut menghadapi malam pertama.

“Anggapan mengenai malam pertama pasti sakit itu masih terus beredar dari para orangtua yang mungkin kurang paham. Hal ini jadi mitos atau stigma yang menyesatkan,” jelas Haekal.

Ia menambahkan, hubungan intim seharusnya memberikan kenikmatan, bukan rasa sakit.

Jika hubungan seksual terasa menyakitkan, biasanya hal ini disebabkan oleh kurangnya pemanasan (foreplay) atau teknik yang salah.

“Kalau saat berhubungan sakit dan nyeri, artinya ada yang salah dengan hubungan seksnya. Misalnya kurang foreplay atau pemanasan sebelum berhubungan,” ujarnya.

Baca juga: Jual Barang Peninggalan Mpok Alpa, Aji Darmaji Ungkap Penyebabnya, Singgung Soal Kebiasaan Berbagi

Baca juga: Giorgino Antonio dan Sarwendah Disebut Latihan Berumah Tangga, Terekam Perilaku di Acara Pernikahan

(Banjarmasinpost.co.id/Kristin Juli Saputri)