Tak Sia-siakan Sisa Hidup, Ruben Onsu Datangi Sejumlah Ulama Setelah Jadi Mualaf, Singgung Soal Anak

"Semua keputusan ini sudah saya pikirkan lama dan tidak ada kaitannya dengan rumah tangga yang pernah saya jalani, dan ini bukan karena paksaan siapa pun. Semoga saya bisa istikamah, dan lewat tulisan ini saya meminta maaf pada siapa pun jika ada perkataan dan tingkah laku saya selama ini," ungkap Ruben Onsu, dikutip Tribunnews, Senin (31/3/2025).

Ruben Onsu kemudian mengungkapkan beberapa sosok yang turut berperan dalam kisah perjalanan spiritualnya menjadi mualaf.

Di antaranya adalah Lesti Kejora, Habib Usman bin Yahya dan Kartika Putri.

Habib Usman bin Yahya menjadi pendakwah yang membimbing Ruben dalam memahami Islam hingga akhirnya mengucapkan dua kalimat syahadat.

Sementara itu, Kartika Putri yang selalu mendampingi sang suami juga memberikan dukungan penuh kepada Ruben dalam proses spiritualnya.

"Terima kasih untuk @habibusmanbinyahya untuk bimbingannya yang tak henti perhatiannya untuk saya yang terus belajar, jangan lelah ya bib dan @kartikaputriworld yang selalu baik dan tak henti menyemangati," bebernya.

Selain itu, Lesti Kejora juga mempunyai peran besar dalam perjalanan Ruben Onsu menemukan Islam.

Pedangdut berdarah Sunda itu menjadi sosok yang mendampingi Ruben Onsu sejak awal belajar Islam.

"Terima kasih untuk @lestikejora yang dari awal tak henti untuk menyemangati dalam saya berproses, juga pendengar yang baik dan memberikan jawaban-jawaban yang baik tanpa menyakiti orang lain. Sehat terus ya dan bahagia terus ya bersama @rizkybillar dan anak-anak," pungkasnya.

Ia pun menegaskan bahwa keputusan ini tidak ada kaitannya dengan masalah perceraiannya dengan Sarwendah.

“Sebagai manusia yang tak luput dari salah, dan terus berusaha memperbaiki ke depan untuk bisa menjadi lebih baik, semua keputusan ini sudah saya pikirkan lama, dan tidak ada kaitannya dengan rumah tangga yang pernah saya jalanin, dan ini bukan karena paksaan siapapun,” tegas Ruben.

Ruben mengatakan keputusannya untuk mualaf sebagai bentuk menjemput hidayah. Namun, bukan karena paksaan.

“Hatiku penuh dengan keyakinan, membimbingku masuk ke dalam tempat suci ini. Kini, aku belajar meresapi setiap gerakan dan doa. Bukan sekadar gerakan, tetapi sebagai penghubung hatiku dengan-Nya. Sebuah pengingat bahwa ada kekuatan yang lebih besar yang selalu menyertaiku,” tutur Ruben.

“Banyak yang bilang hidayah itu harus dijemput, aku pun begitu. Tapi ini bukan paksaan dari siapapun. Tapi karena aku sudah memantapkannya sendiri. Aku tahu ini adalah jalan yang tepat,” sambungnya.

Meski tidak mudah, Ruben percaya ini adalah pilihan yang terbaik. Ia pun berharap dapat menjadi Muslim yang istiqomah, selalu tekun, dan konsisten dalam menjalani ibadah.