Lupakan Endo: Bintang Liverpool Terlihat seperti 'Fabinho di Musim Terakhirnya'

Namun, kemunduran di musim 2022/23 lebih memprihatinkan, dengan pemain-pemain seperti Jordan Henderson dan Fabinho yang tampil gemilang di lini tengah.

The Reds perlu membangun kembali tim, dan dengan demikian membangun kembali mesin juara yang selama beberapa tahun terakhir telah mereka bangun.

Yang menonjol dari pembangunan kembali itu adalah Alexis Mac Allister , yang berperan penting dalam mengangkat Liverpool kembali bangkit pada tahun 2023/24, setelah bergabung dari Brighton dengan harga sekitar £35 juta, dan kemudian menikmati kemenangan di Liga Premier musim lalu.

Kini, ia telah jatuh dari jurang yang tak terkira, dengan penampilannya yang kurang konsisten di lini tengah, bukan layaknya gelandang elit yang tangguh.

Seorang kreator konten Liverpool bahkan mengatakan ini " seperti musim Fabinho ", ketika pemain Brasil itu merosot dari levelnya yang dulu dominan sebagai jangkar lini tengah, kakinya terasa lemas.

Data tersebut memang menunjukkan bahwa Mac Allister tidak lagi memiliki semangat dan kekuatan seperti dulu, tetapi mengingat usianya baru 26 tahun dan dianggap sebagai gelandang "bintang besar", seperti yang dikatakan oleh pakar Joe Cole, hal ini sangat mengkhawatirkan bagi mereka yang berhaluan merah.

Bagi Fabinho, meski baru berusia 29 tahun saat ditransfer ke Al-Ittihad seharga £40 juta, ia telah memainkan 219 pertandingan beroktan tinggi dan bertenaga turbo sebagai jantung tim Liverpool asuhan Klopp, dan perubahan dari 1,25 kali membawa bola per pertandingan di musim pertamanya di Inggris menjadi rata-rata hanya 0,51 pada musim 2022/23 menegaskan hilangnya kemampuan atletisnya.

Untuk pemain dengan kualitas lini tengah yang menyeluruh seperti Mac Allister, Slot harus segera menghentikannya.

Jika pemain Argentina itu tidak menunjukkan performa terbaiknya musim ini, Liverpool akan kesulitan menemukan ritme permainan mereka.

Akan ada ekspektasi di sekitar Anfield bahwa penurunan performa Mac Allister tidak permanen, dan bahwa ia akan kembali ke performa terbaiknya dalam waktu dekat.

Akan tetapi, penurunan yang mengejutkan ini mengingatkan kita pada kenangan buruk tentang kejatuhan Fabinho di Anfield, dan Slot akan sangat berharap agar sambaran petir tidak terjadi dua kali pada skuad Liverpool.

Baca juga: Chelsea Incar Bintang Juventus yang Menarik, Arsenal-Liverpool Siap Menyalip Dalam Perlombaan sengit

Teori John Obi Mikel tentang Mengapa Mo Salah Buruk Bagi Liverpool Musim Ini

Juara bertahan Arne Slot telah kehilangan momentum dalam perebutan gelar juara setelah kekalahan 3-2 dari Brentford membuat mereka tertinggal tujuh poin dari pemuncak klasemen Arsenal – dan penurunan performa mereka bertepatan dengan kegagalan Mohamed Salah.

Dan mantan gelandang Chelsea, John Obi Mikel , berbicara di podcast The Obi One, telah memberikan teori tentang mengapa pemain Mesir itu tidak lagi menjadi pilihan utama bagi klub Merseyside tersebut.

Kini berusia 33 tahun dan menikmati masa-masa indah kariernya, Salah selalu menjadi andalan di depan gawang klub sejak kedatangannya pada musim panas 2017: ia telah mencetak 249 gol dan 116 assist dalam 414 pertandingan saat artikel ini ditulis. Namun, musim ini, performanya belum membaik bagi pemain yang biasanya begitu tangguh di lini serang.

Statistik Utama GIVEMESPORT: Musim lalu, Mohamed Salah mencetak rekor baru untuk keterlibatan gol terbanyak dalam satu musim Liga Primer dengan 47 (29 gol dan 18 assist), melampaui penghitungan Thierry Henry yang berjumlah 44 pada musim 2002/03.