Banyak Gaharu Diperdagangkan di Pasar Gelap

Penjualan gaharu selama ini lebih banyak di bawah tangan alias di pasar gelap karena tidak terdata dan terpantau instansi terkait.

http://3.bp.blogspot.com/
Pohon gaharu. 

BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Upaya pemerintah mengembangkan budidaya gaharu sebagai komoditas hasil hutan bukan kayu di Banua masih mengalami banyak kendala. Beberapa persoalan yang dihadapi adalah adanya praktik mengambil keuntungan dari para petani gaharu oleh pihak-pihak tidak bertanggung jawab.

Selain itu, penjualan gaharu selama ini lebih banyak di bawah tangan alias di pasar gelap karena tidak terdata dan terpantau instansi terkait. Petani gaharu juga seringkali menutupi atau tidak terbuka soal perkembangan gaharu yang Ditanamnya. Karena itu, komoditas ini belum memberikan manfaat optimal bagi perekonomian masyarakat dan daerah. Hal itu terungkap pada Pelatihan Produksi HHBK Tahun 2017 di Lerina Inn, Banjarbaru, Rabu pekan lalu.

Teknisi Litkayasa BP2LHK Banjarbaru, Edi Suryanto, pada kesempatan itu mengatakan beberapa modus yang dijumpai, misalnya menjual bibit gaharu kepada para petani dengan sistem bagi hasil. Selain itu menjual isolat jamur penginfeksi atau pembentuk gaharu berkualitas dengan jaminan, yang mengatasnamakan petugas pemerintah.

“Untuk melindungi petani, lebih baik sampai menyediakan pohon saja. Petani jangan keluar uang dulu untuk membeli isolat atau inokulan dari pihak yang tidak jelas. Jangan pula tergiur dengan promo bibit super yang sudah mengandung gubal gaharu,” tandasnya.

Dijelaskan dia, gaharu menghasilkan gubal atau resin khas yang bernilai tinggi tidak bisa dengan sendirinya. Harus ada patogen yang masuk. Untuk memasukkan patogen ini akan sangat lama hasilnya jika terjadi secara alami. Namun jika dengan bantuan manusia, bisa berhasil dan bisa pula gagal, serta perlu waktu hingga puluhan tahun. “Nah, kalau ada jaminan berhasil, sudah dipastikan itu penipuan. Sebab, gubal gaharu belum tentu terbentuk, sementara duit sudah keluar,” tambahnya. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved