Kuliner Hulu Sungai Tengah
Menunya Cuma Jengkol, Tapi Warga Barabai Ketagihan Makan di Warung Ini, Ada Apa Ya?
JIka anda sedang di Barabai, datang saja ke Desa Bulayak, Kecamatan Hantakan, Hulu Sungai Tengah.
Penulis: Hanani | Editor: Didik Triomarsidi
BANJARMASINPOST.CO.ID, BARABAI- Para penggemar jengkol atau yang dalam bahasa Banjar di sebut jaring, kini punya referensi baru jika ingin mencari makanan yang digemari berbagai kalangan ini.
JIka anda sedang di Barabai, datang saja ke Desa Bulayak, Kecamatan Hantakan, Hulu Sungai Tengah. Di sana ada warung khusus jengkol, yang buka sejak pukul 17.00 wita, sampai malam.
Jarak dari Barabai ke Bulayak, tak terlalu jauh. Sekitar 12 kilometer, melewati Kecamatan Batubenawa. Warung sederhana dekat jembatan Bulayak tersebut, kini ramai didatangi penggemar jengkol, tak hanya oleh warga setempat. Tapi juga warga Barabai.
Cara menyajikan jengkol rebus, sebenarnya sama saja dengan pedagang lainnya. Disantap menggunakan tahi lala (santan kelapa yang diendapkan). Hanya saja, selain baunya yang tak lagi menyengat, jengkolnya pun jengkol berkualitas dan direbus dengan ramuan tradisional dari tumbuhan, untuk menghilangkan zat jengkolat, yang bisa membuat sakit perut.

Janainah, pemilik warung jengkol mengatakan, tiap hari, jika musim jengkol seperti sekarang, dia merebus 30 sampai 35 kilogram. “Untuk lalanya, tiap hari minimal 10 sampai 15 butir kelapa,”jelasnya. Jnainah mengaku sudah lama berjualan jengkol. Dulu, hanya dipasarkan di warungnya di bawah jembatan tersebut.
Seiring zaman teknologi, diapun menerima pesanan via telepon, baik untuk dibawa ke luar daerah sebagai oleh-oleh. Juga pesanan untuk arisan atau acara syukuran. “Kalau pesan minimal sehari sebelumnya menghubungi saya,”kata Janainah. Diakui, warung jengkolnya kini makin rame dikunjungi dan menerima pesanan sejak banyak warga pelanggan yang mengopload ke media sosial.
“Saya sendiri tak bisa menggunakan Medsos. Hp saya pun pakai HP zadul. Tapi Alhamdulillah pembelinya makin ramai,”ungkap Janainah. Untuk harga satu porsi, yang terdiri 10 biji jengkol Janainah menjual Rp 10.000 plus lala. Selain melayani pengunjung yang datang langsung ke warung, ibu dua anak itu juga melayani reseller. “Sekarang banyak yang memborong untuk dijualkan kembali. Mereka menjual keliling Rp `15 per porsi atau per satu bungkus,”tutur Janainah.
Ratih, warga Barabai Darat mengatakan, sering ke warung jengkol di Bulayak, karena cita rasanya lebih enak dibanding yang dijual pedagang lain pada umumnya. “Meskipun warungnya lebih jauh, tapi tak rugi membeli di sana, karena rasan dan kualitas nya lebih baik,”tuturnya.
Selain menjual jengkol di warung itu juga tersedia lontong, dengan harga yang sangat terjangkau, namun rasanya tak kalah dengan lontong Orari yang terkenal di Banjarmasin. “Saya juga suka lontongnya. Kuahnya gurih, bumbunya sangat terasa. Jadi jika beli jengkol sekalian makan lontong,”kata Nina warga Kompleks Guntur Permai Barabai. (banjarmasinpost.co.id/barabai)