Kecelakaan Maut di Pundu Kotim
Ustadz Marwan Pergi Tak Pamit Lalu Alami Kecelakaan di Pundu Kalteng, Saat Pulang Tinggal Nama
Ustadz Marwan Pergi Tak Beri Kabar Lalu alami Kecelakaan di Pundu, Kabupaten Kotim, Kalteng, namun saat pulang dia tinggal nama.
BANJARMASINPOST.CO.ID, PONTIANAK - Ustadz Marwan Pergi Tak Beri Kabar Lalu alami Kecelakaan di Pundu, Kabupaten Kotim, Kalteng, namun saat pulang dia tinggal nama.
Sepupu korban, Ismil Ahmad Seru mengungkapkan rasa kehilangan yang dialami keluarga saat hadir di Masjid Al-ihsan, Jalan Budi Utomo, Pontianak, Kalimantan Barat, Sabtu (4/2/2018).
Dia mengaku mendapat info sekitar pukul 10.00 WIB.
Tidak ada firasat sama sekali karena terakhir bertemu korban tidak mengungkapkan sesuatu.
Bahkan rencana keberangkatannya menghadiri musyawarah jamaah tablig atau jamaah quba se-kalimantan di Banjarmasin.
Baca: FPI Berbelasungkawa 11 Warga Kalbar Meninggal Kecelakaan dI Trans Kalimantan, Insya Allah Syahid”
Baca: Peringatan Hari Kanker Sedunia 4 Februari - Sejarah Panjang Kanker Sejak Masa Purba
"Terakhir mengantar dari Kalimas ke Radak beberapa hari yang lalu kebetulan saya sendiri. Dia tidak ada ngomong, biasanya kalau mau keluar berapa hari beliau pasti bicara, terakhir saya antar dia tidak ada bahas sama sekali di sinilah kita sebagai keluarga merasa terpukul dan kehilangan, tapi mau gimana lagi," ungkapnya.
Ismail mengatakan jenazah adik sepupunya akan dibawa pulang dan disemayamkan di kampung halaman.
"Alhamdulillah kita dapat komunikasi dan informasi langsung dari pak Canat Cempaka Hulu Kabupaten Waringin timur, Kalteng dan komunikasi yang baik dari teman-teman di sana," paparnya.
Dia berharap pemulangan 6 jenazah yang memakan waktu 30 jam tidak mendapat halangan sama sekali.
Baca: Ini Nama dan Asal 11 Peziarah dari Pontianak Penumpang Pikap Korban Tabrakan Maut di Pundu Kotim
"Mohon doanya untuk teman-teman semua khususnya masyarakat Kalbar, terutama jamaah tabligh yang biasanya disebut di Pontianak sebagai jamaah orang Kubah. Karena semua kembali pada Allah. Ini ketentuan Allah, insyaallah jannah," tambahnya.
Sementara itu ayah korban, Abdul Muin Muhammad Ali tampak terlihat sangat terpukul. Matanya sembab menandakan tangis yang baru usai.
Dia tidak banyak bicara, hanya memohon doa agar para korban diterima di surga.
Baca: Begini Kronologis Kecelakaan Maut di Desa Pundu Trans Kalimantan
Anaknya yang meninggalkan 4 anak itu pergi tanpa pamit karena dia sendiri tinggal di Kalimas sedangkan anaknya di Radak.
"Anaknya masih kecil-kecil, yang besar baru 10 tahun, ketika pergi dia tidak pamit sama sekali," pungkasnya.
