Bisnis Daun Sapat di Amuntai

Tak Disangka, Daun Sapat "Obat Penghilang Rasa Sakit" Amuntai Ini Dikirim hingga ke Australia

Tanaman yang dipercaya berfungsi sebagai obat ini tumbuh liar di daerah Rawa Kabupaten HSU.

Penulis: Reni Kurnia Wati | Editor: Elpianur Achmad
banjarmasinpost.co.id/reni kurniawati
Tumpukan daun Sapat atau daun Kratom di salah satu pengumpul di Amuntai. Tanaman ini tumbuh subur di rawa-rawa. 

BANJARMASINPOST.CO.ID, AMUNTAI - Tidak banyak orang tahu bahwa Kabupaten Hulu Sungai Utara merupakan penghasil daun Sapat atau kratom yang memiliki nama latin Mitragyna speciosa (dari keluarga Rubiaceae).

Tanaman yang dipercaya berfungsi sebagai obat ini tumbuh liar di daerah Rawa Kabupaten HSU.

Daun Sapat telah lama digunakan sebagai obat herbal penghilang rasa sakit bisa dimakan mentah diseduh seperti teh atau diubah menjadi kapsul atau tablet bubuk atau cairan.

Baca: Hasil Liga Champions Chelsea vs Barcelona, Seri 1-1, Messi Akhirnya Bobol Gawang The Blues

Salah satu pengusaha yang mengolah daun Sapat ya itu Basuni warga desa panangkalaan Kecamatan Amuntai Utara. Bakso ini memiliki puluhan anak buah yang setiap hari mencari daun Sapat di hutan dan dijual kepadanya.

Harga daun Sapat basah dibeli Basuni dengan harga 2.000 per kg, daun Sapat dikeringkan dengan cara dijemur dibawah matahari selama 5 jam.

Baca: Manchester United Vs Sevilla - Vincenzo Montella Warning Alexis Sanchez

Daun Sapat yang telah kering tidak menggunakan saringan khusus untuk menyamakan ukuran dan tekstur dari daun Sapat kering.

Daun Sapat kering dijual kepada pembeli yang datang langsung dari Pontianak. " dari Pontianak dikirim lagi ke luar negeri seperti Amerika dan Australia," ujarnya. (nia)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved