Kisah Remaja Pembuat Tato

Ditawari Bayaran Berhubungan Intim oleh Pelanggan Perempuan, Febri Menolak Karena Alasan Ini

Selama menjalani pekerjaan itu Febri pun tidak menampik banyak mendapatkan berbagai pengalaman dari para pelanggannya.

Penulis: Ahmad Rizky Abdul Gani | Editor: Elpianur Achmad
banjarmasinpost.co.id/ahmad rizky abdul gani
Febri saat menato seorang pelanggan 

BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Tato ibarat prasasti, menjadi penanda peristiwa atau ekspresi diri yang tergambar dalam tubuh seseorang dan bahkan ada dibawa hingga akhir hayat.

Itulah yang dipahami tukang tato profesional, tak terkecuali Febri, warga Balitra Banjabaru, salah satunya.

Bahkan dengan menanamkan sikap profesional tersebut, tak jarang sekaligus menjadi pengontrol dirinya dalam menekuni pekerjaan tersebut.

Pasalnya, selama menjalani pekerjaan itu Febri pun tidak menampik banyak mendapatkan berbagai pengalaman dari para pelanggannya.

Baca: Ini Gambar yang Paling Disukai Kaum Hawa dan Bagian Terlarang yang Sering Ditato

Baca: Dari Hobi Menggambar, Kini Remaja Ini Meraup Untung dari Seni Mentato Tubuh

Khususnya para kaum hawa, Febri mengaku sempat ditawari bayaran berupa berhubungan badan.

"Iya pernah. Tapi saat itu saya menolaknya. Karenanya saya masih sadar, pekerjaan ini tidaklah sekadar mencari uang melainkan juga menuangkan hobi. Jadi saya pun harus bersikap profesional," ungkapnya.

Salah satu tato hasil karya Febri
Salah satu tato hasil karya Febri (instagram)

Febri juga tidak menampik berbagai permintaan pelanggan perempuan juga ada yang ditatokan di bagian terlarang. Namun dirinya tak sedikit pun terbesit ingin melakukan hal yang tidak senonoh.

"Selama ini saya melayani tato di rumah. Jadi bila saya melakukan perbuatan yang nyeleneh apalagi macam-macam, tentu tidak hanya akan terimbas pada usaha melainkan juga keluarga," ungkapnya.

Baca: Tetap Nekat Menekuni Hobi Membuat Tato Meski Tak Direstua Ortu, Ini Hasilnya Sekarang

Baca: Gara-gara Ketahuan Tato Tubuh Sendiri, Febri Sempat Diusir Pergi dari Rumah

Hal itu pulalah, yang kini membuat usaha kecilnya pun berjalan lancar. Meski berpenampilan negatif lantaran tubuhnya yang dipenuhi tatto, namun Febri mengaku mengetahui batas-batasnya bekerja.

"Selama ini tidak pernah. Dan saya pun berusaha profesional melayani dan membuatkan tattoo dengan karya terbaik agar pelanggan tidak kecewa," ungkapnya.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved