Wisata Pandulangan Intan Cempaka
Menyaring Emas, Melinggang Intan, Uniknya Pembagian Kerja Pendulangan Intan Cempaka
Satu kelompok pendulang biasanya terdiri kepala gawi sekaligus mekanik mesin sedot dan para pekerja
Penulis: Salmah | Editor: Elpianur Achmad
BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARBARU - Pekerjaan mendulang intan di Cempaka umumnya turun temurun. Banyak pendulang yang telah melakoni pekerjaan tersebut sejak usia belia.
Satu kelompok pendulang biasanya terdiri kepala gawi sekaligus mekanik mesin sedot dan para pekerja. Mesin yang mereka gunakan biasanya milik pemodal.
Dipaparkan Syarkawi, pemandu wisata pendulangan, pekerja ada yang tugas menyiau kotak atau memisahkan bahan baku tanah dan pasir serta bebatuan.
"Ada juga yang menyaring pasir dan melinggang atau membasuh pasir yang mengandung intan," jelasnya.
Baca: Mitos si Galuh, Gadis Alam Gaib Penabur Intan dan Sejumlah Pantangan di Pendulangan Intan
Di luar kelompok itu adalah pendulang perorangan yang biasa disebut peambuhan atau pegangsaran. Biasanya pegangsaran akan memanfaatkan bekas linggangan yang dibuang.
Cara kerja mendulang diawali mengupas tanah menggunakan linggis. Kemudian disemprot dengan air sehingga dinding tanah mudah diruntuhkan.
Tanah dipisahkan dengan bebatuan kemudian disedot dengan pipa dan dinaikkan ke menara kayu yang di atasnya sudah menunggu beberapa pekerja.
Tanah bercampur air tadi dialirkan dari menara kemudian turun ke bawah dan masuk ke kotak kemudian diinjak-injak untuk memisahkan lagi pasirnya. Selanjutnya pasir masuk ke penyaringan berupa karpet.
Baca: Wisata Pandulangan Intan di Lokasi Penemuan Intan Trisakti Cempaka, Beruntung Bisa Lihat Ini
Terakhir, pasir yang tersaring diangkut ke bawah dan diayak oleh pelinggang untuk mencari intan. Jika kejelian mata pelinggang tak menemukan kilauan intan, pasir dibuang ke area pembuangan.
Sementara karpet penapis pasir diperiksa, karena di situ biasanya terdapat butiran emas yang dikumpulkan dalam wadah tersendiri.

Jika kelompok pendulang mendapatkan intan, maka sudah menunggu banyak pembeli intan mentah atau pembelantik yang siap membeli setelah sebelumnya intan diperiksa dan diukur beratnya.
Baca: Mendulang Intan Tak Asal Gali, Begini Cara Pendulang di Cempaka Mengetahui Spot Tanah Berintan
Nilai intan bervariasi tergantung kualitas dan berat, jika bagus bisa sampai jutaan rupiah bahkan puluhan hingga ratusan juta rupiah.
Selanjutnya uang penjualan dibagi sesuai persentase tertentu untuk pemilik mesin, pemilik lahan, kepala gawi dan para pekerja.
Lantas, bagaimana jika pegangsar mendapat intan? Apakah harus dibagi uang penjualannya atau dinikmati sendiri? Jawabnya ada di tulisan berikutnya. (banjarmasinpost.co.id/dea)