Idul Adha 2018
Lafadz Niat Puasa Arafah 9 Dzulhijjah Idul Adha 2018, Lihat Tanggal dan Keistimewaannya
Puasa Arafah biasanya dilakukan ketika umat Islam yang sedang berhaji melaksanakan wukuf di Padang Arafah,
Penulis: Yayu Fathilal | Editor: Murhan
BANJARMASINPOST.CO.ID - Tidak lama lagi umat Islam akan melaksanakan puasa Arafah tiap 9 Dzulhijjah yang tahun ini jatuh pada Selasa (21/8/2018).
Puasa Arafah biasanya dilakukan ketika umat Islam yang sedang berhaji melaksanakan wukuf di Padang Arafah, Mekkah. Tentu ada aturannya termasuk lafadz niat puasa arafah untuk dikerjakan.
Wukuf ini merupakan puncak pelaksaan haji dan bagi yang tidak berhaji disunahkan melaksanakan puasa Arafah sebagai bentuk toleransi dan kebersamaan sesama umat Islam untuk mereka yang berhaji.
Dikutip dari situs resmi Nahdlatul Ulama, NU Online dalam artikel diterbitkan pada Selasa, 2 Desember 2008, disebutkan demikian.
Puasa ini sangat dianjurkan bagi kaum Muslimin yang tidak menjalankan ibadah haji.
Baca: Jelang Wukuf di Arafah, Petugas Survei Lokasi Tenda di Arafah
Kesunnahan puasa Arafah tidak didasarkan adanya wukuf di Arafah oleh jemaah haji, tetapi karena datangnya hari Arafah tanggal 9 Dzulhijjah, maka bisa jadi hari Arafah di Indonesia tidak sama dengan di Saudi Arabia yang hanya berlainan waktu 4-5 jam.
Ini tentu berbeda dengan kelompok umat Islam yang menghendaki adanya ‘rukyat global’ atau kelompok yang ingin mendirikan khilafah islamiyah, dimana penanggalan Islam disamaratakan seluruh dunia dan Saudi Arabia menjadi acuan utamanya.
Keinginan menyamaratakan penanggalan Islam itu sangat bagus dalam rangka menyatukan hari raya umat Islam, namun menurut ahli falak, keinginan ini tidak sesuai dengan kehendak alam atau prinsip-prinsip keilmuan.
Baca: Idul Adha 2018 - Inilah Rukun-rukun Khutbah Sholat Id Saat Hari Raya yang Dilakukan Khatib
Rukyatul hilal atau observasi bulan sabit yang dilakukan untuk menentukan awal bulan Qamariyah atau Hijriyah berlaku secara nasional, yakni rukyat yang diselenggarakan di dalam negeri masing-masing dan berlaku satu wilayah hukum.
Ini juga berdasarkan petunjuk Nabi Muhammad SAW.
Penentuan hari Arafah itu juga ditegaskan dalam Bahtsul Masa’il Diniyah Maudluiyyah pada Muktamar Nahdlatul Ulama XXX di Pondok Pesantren Lirboyo, akhir 1999.
Ditegaskan bahwa yaumu arafah atau hari Arafah yaitu tanggal 9 Dzulhijjah berdasarkan kalender negara setempat yang berdasarkan pada rukyatul hilal.
Adapun tentang fadhilah atau keutamaan berpuasa hari Arafah tanggal 9 Dzulhijjah didasarkan pada hadits berikut ini:
صَوْمُ يَوْمِ عَرَفَةَ يُكَفِّرُ سَنَتَيْنِ مَاضِيَةً وَمُسْتَقْبَلَةً وَصَوْمُ عَاشُوْرَاَء يُكَفِّرُ سَنَةً مَاضِيَةً
Puasa hari Arafah menebus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang dan puasa Asyura (10 Muharram) menebus dosa setahun yang telah lewat. (HR Ahmad, Muslim dan Abu Daud dari Abi Qotadah)
