Berita Kabupaten Banjar
Aliran Sungai Tertutup, Warga Dua Desa Mengeluhkan Bau Tidak Sedap dan Kekeringan
Dua warga Desa Keramatbaru dan Pekaumandalam berbondong-bondong menggali tanah urukan yang menutup Sungai Kertasuta, Kamis (4/10)
Penulis: | Editor: Eka Dinayanti
BANJARMASINPOST.CO.ID, MARTAPURA — Dua warga Desa Keramatbaru dan Pekaumandalam berbondong-bondong menggali tanah urukan yang menutup Sungai Kertasuta, Kamis (4/10) sekitar pukul 21.30 wita.
Begitu aliran sungai sudah terbuka, warga kembali ke rumah masing-masing.
Warga Pekaumandalam RT 3 Kecamatan Martapura Timur, Misa memgatakan, tertutupnya Sungai Kertasuta oleh tumpukan tanah urukan menyebabkan kekeringan, juga menimbulkan bau tidak sedap.
“Setiap kali mau makan terpaksa menggunakan kipas angin diarahkan ke makanan, agar mengurangi bau. Karena sungai kekeringan,” katanya, Jumat (5/10).
Baca: Kronologi Selengkapnya, Ternyata Ratna Sarumpaet Sudah Dalam Pesawat Turkish Airline
Kondisi ini sudah terjadi enam hari, maka selama itu pula dirinya bersama warga lainnya kekeringan dan mehirup udara bau, mengingat sungai Kertasuta menopang aktivitas warga untuk MCK.
Dirinya mengharapkan, aliran Sungai Kertasuta yang bermuara ke Sungai Breman kembali dibuka.
Kalaupun ditutup, hendaknya ada koordinasi dengan warga dan ada solusinya.
Warga lainnya, Bahriansyah juga mengeluhkan hal senada.
Baca: Ini Balasan Nikita Mirzani, Usai Kiki The Potters Posting Foto Wanita Minum Racun Serangga
Warga RT 3 mengeluhkan kondisi tersebut, terutama rumahnya yang berada di bantasan Sungai Kertasuta.
“Harusnya dibuka saja. Kalau ditutup, warga yang terkena dampak tidak hanya satu desa tetapi dua desa, akibatnya alami kekeringan dan menimbulkan bau tidak sedap,” ujarnya.
Kepala Dinas PUPR Kabupaten Banjar, M Hilman begitu dikonfirmasi langsung menugaskan Kepala Bidang SDA, Rahmadi meninjau ke lokasi.
Baca: Pendaftaran CPNS 2018 Via Sscn.bkn.go.id di Instansi Pusat Ini Hanya Diisi 6 Pelamar
Rahmadi sesampainya di lokasi menjelaskan, paket pekerjaan tersebut ternyata bukan dikerjakan oleh bidangnya.
Melihat fakta di lapangan, warga kekeringan karena tertutupnya Sungai Kertasuta yang memiliki lebar empat meteran itu.
“Sepengetahuan saya dari dinas tanaman pangan dan holtikultura memang ada program cetak sawah 100 hektare, untuk mensukseskannya maka membuat tanggul. Tetapi tidak mengetahui kalau ada memotong aliran sungai yang bermuara ke Sungai Breman,” jelasnya.
Dirinya pun langsung melaporkan temuan lapangan kepada pimpinannya, M Hilman.
