Berita Banjarmasin

Walaupun Serupa, Hal ini yang Membedakan Pers dari Media Sosial

Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik Kementrian Kominfo RI bekerjasama dengan Kaukus Media & Pemilu serta PWI Kalsel

Penulis: Salmah | Editor: Eka Dinayanti
banjarmasinpost.co.id/salmah
Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik Kementrian Kominfo RI bekerjasama dengan Kaukus Media & Pemilu serta PWI Kalsel menggelar Editor s Forum dengan tema Media bermartabat untuk Pemilu Berkualitas, di Hotel Mercure Banjarmasin, Selasa (16/10). 

BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik Kementrian Kominfo RI bekerjasama dengan Kaukus Media & Pemilu serta PWI Kalsel menggelar Editor's Forum dengan tema Media bermartabat untuk Pemilu Berkualitas, di Hotel Mercure Banjarmasin, Selasa (16/10).

Pada forum ini hadir perwakilan gubernur Kalsel, Dirjen Kementerian Kominfo, beberapa SKPD, Forkopimda dan Pemimpin Umum Banjarmasin Post HG P Rusdi Effendi AR, serta pemimpin redaksi dan wartawan sejumlah media.

Kegiatan dibuka dari Kementrian Kominfo RI yaitu Rosarita Niken Widiastuti selaku Dirjen Informasi dan Komunikasi Publikdan sebagai narasumber Agus Sudibyo, Ninok Leksono, Nurjaman Mochtar.

Baca: Unggah Foto Al Ghazali dan Safeea, Ahmad Dhani Sebut ini Tentang Maia Estianty dan Mulan Jameela

Rosarita menyampaikan, forum ini dalam rangka mewujudkan pers yang menjadi penjaga keutuhan nasional dan menyajikan pemberitaan yang meneduhkan masyarakat,

"Media berperan penting dalam demokrasi suatu negara. Namun sekarang pilar demokrasi itu tidak lagi empat tapi lima yaitu terdiri eksekutif, legislatif, yudikatif, pers, media sosial," jelasnya.

Dipaparkannya, pers dan media sosial (medsos) itu serupa tapi tak sama.

Baca: 2 Kementerian Minta Pelamar CPNS 2018 Unggah Ulang Dokumen di sscn.bkn.go.id, Deadline 18 Oktober

Pers memproduksi berita yang sesuai etika jurnalistik, melalui berbagai tahapan terverifikasi oleh redaktur dan pemimpin redaksi.

Sedangkan medsos tidak ada verifikasi, kecuali diri kita sendiri yang memverifikasi.

Semua orang bisa memproduksi berita medsos dengan penyebaran yang masif.

"Di medsos, semua orang bisa jadi 'pemilik media.' Misal kreator konten digital punya follower 10 ribu atau seorang selebritis punya jutaan follower, begitu banyak yang bisa membaca informasi disampaikan," ungkapnya.

Baca: Nikita Mirzani Sering Nyinyiri Para Selebriti, Mantan Dipo Latief Juga Nyinyiri Fadli Zon Soal Ini

Berbeda dengan media mainstream yang mempunyai dewan pers untuk meluruskan dan mengarahkan produk pers sesuai kode etik jurnalistik. Sementara tidak ada dewan medsos.

Hal ini perlu dipikirkan Kaukus media untuk perlunya ada kode etik medsos.

"Medsos bisa jadi media informasi, promosi, rekreasi, tapi juga menyebarkan hoax, ujaran kebencian, provokasi, intoleran, terorisme, radikalisme. Ini bisa memicu kemarahan yang berimbas di dunia nyata. Sebab itu pers harus bisa menjaga pemberitaannya agar masyarakat selalu tenang dan nyaman menerima informasi," tandasnya.

Baca: Hasil Pendaftaran CPNS 2018 di Pemko Banjarmasin, Formasi Dokter Cuma 1 Pelamar di sscn.bkn.go.id

Gubernur Kalsel diwakili Heriansyah, Asisten III Bidang Administrasi Umum, menyampaikan, nuansa dan aroma pemilu sudah dirasakan dan ramai diperbincangkan berbagai elemen masyarakat dan partai politik.

Berbagai media cetak dan elektronik ramai menyampaikan informasi pesta demokrasi baik pemilihan presiden dan wakil presiden, anggota legislatif atau wakil rakyat.

"Beda dalam pilihan kiranya terlalu kecil menjadi alasan berkonflik. Tetap jaga persatuan dan kesatuan, persaudaraan sesama anak bangsa. Tetaplah hidup rukun dan damai meskipun dalam perbedaan pilihan," pesannya.

Lanjutnya, peran media masa, tokoh masyarakat dan tokoh agama, sangat penting dalam menyadari isu-isu politik dan meminimalisir kesalahan informasi.

(banjarmasinpost.co.id/salmah saurin)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved