Berita Nasional

Pernikahan yang Berasal dari Perselingkuhan Apakah Bisa Awet? Simak 5 Risikonya

Beberapa orang ada memilih bercerai karena tidak tahan dengan pasangan yang sudah memiliki idaman lain.

Editor: Didik Triomarsidi
Istimewa
Ilustrasi pernikahan 

BANJARMASINPOST.CO.ID - Pernikahan yang berasal dari perselingkuhan memang bukan hal baru lagi.

Beberapa orang ada memilih bercerai karena tidak tahan dengan pasangan yang sudah memiliki idaman lain.

Pasangan tersebut beberapa ada yang memilih untuk menikahi pria atau wanita idaman mereka.

Tribunnews melansir dari leandiebuys.co.za, Minggu (18/11/2018), menurut penelitian 75 persen pernikahan yang berasal dari perselingkuhan akan bercerai setelah usia pernikahan lima tahun.

Baca: Imam Masjid di Karimun Wafat Saat Memimpin Sholat Jumat, Dipanggil Allah saat Tahyatul Akhir

Awal mula perselingkuhan dimulai dengan frustasi dan kekecewaan yang mulai masuk kedalam hubungan pernikahan yang sah.

Mereka akan menceritakan tentang kekurangan pasangannya kepada objek baru yang dianggap lebih membahagiakan dirinya dibanding pasangannya.

Baca: Fakta & Polemik Passing Grade SKD CPNS 2018, Begini Penjelasan BKN Terkait Sistem Peringkat

Jadi dapatkan hubungan seperti itu berhasil?

Berikut beberapa faktor yang mempengaruhi lancar atau tidaknya hubungan pernikahan yang berasal dari perselingkuhan.

1. Kepercayaan

Membangun kepercayaan adalah prioritas dalam sebuah hubungan, termasuk hubungan perselingkuhan sekalipun.

Jika seseorang yang menikah dengan idaman lain, dia telah melakukan pengorbanan terbesar.

Dan tidak menutup kemungkinan, pasangan tersebut bisa saja kembali kepada pasangan sebelumnya.

Membangun kesetiaan dan kepercayaan adalah salah satu tantangan terbesar dari jenis hubungan ini, dan mencari nasihat dari seorang terapis hubungan profesional sangat dianjurkan.

2. Komunikasi

Selama berselingkuh, sebagian besar komunikasi antara pasangan berselingkuh adalah seputar masalah dengan pasangan mereka.

Ketika perceraian akhirnya berhasil, mereka mungkin tidak akan memiliki sesuatu untuk dibicarakan lagi.

Karena hubungan itu dimulai di tengah-tengah kekacauan, salah satu orang mungkin (sengaja atau tidak sengaja) menciptakan kekacauan dan drama karena itulah satu-satunya cara mereka tahu cara berhubungan dengan pasangan selingkuh mereka.

Berbicara dan mendengarkan adalah keterampilan, dan pria dan wanita keduanya berkomunikasi secara berbeda.

3. Menjadi orang tua tiri

Anak-anak dapat menyebabkan banyak konflik dalam hubungan ini karena mantan pasangan yang disakiti oleh perselingkuhan.

Anak-anak secara alami setia kepada orang tua mereka, tetapi mereka dapat dimanipulasi secara emosional, dan dipaksa untuk memilih di antara keduanya.

Ini benar-benar tidak adil pada anak, dan menciptakan gejolak emosi.

Inilah sebabnya, ketika pihak ketiga muncul di tempat kejadian, anak-anak sering menjadi sangat tidak sopan atau memberontak terhadap pasangan selingkuh.

Hal lain yang perlu dipertimbangkan adalah satu set mertua baru.

Tidak hanya pasangan yang harus berurusan dengan mantan mertua, mereka juga perlu memasukkan mertua baru dalam hubungan baru mereka.

5. Memiliki privasi

Sangat penting bahwa setiap orang menghormati batasan masing-masing atau privasi pasangan.

Ada beberapa pasangan yang mengeluh bahwa mantan pasangan sering dihubungi sepanjang hari, selama akhir pekan, dan terus-menerus memeriksa anak-anak.

Sehingga hal tersebut berpengaruh kepada persepsi pasangan yang baru.

(Tribunnews.com/Vebri)

Hai Guys! Berita ini ada juga di TRIBUNNEWS.COM

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved