Cara Bijak Mengonsumsi Buah Tanpa Takut Kelebihan Gula, Ahli Kesehatan Berikan Saran ini

Namun, apakah hal ini juga berlaku untuk gula yang terkandung dalam buah-buahan?Pada dasarnya, buah bisa menjadi alternatif camilan menyehatkan

Editor: Eka Dinayanti
Banjarmasinpost.co.id/hasby suhaili
Persediaan buah-buahan segar di Hypermat Q Mall Banjarbaru 

BANJARMASINPOST.CO.ID - Konsumsi gula berlebihan telah lama dikaitkan dengan berbagai penyakit.

Namun, apakah hal ini juga berlaku untuk gula yang terkandung dalam buah-buahan?Pada dasarnya, buah bisa menjadi alternatif camilan menyehatkan untuk para atlet agar kembali berenergi.

Apalagi, buah bisa kita olah menjadi berbagai menu menyegarkan seperti smoothie.

Lalu, apakah zat gula dalam buah-buahan memang berbahaya bagi tubuh kita? Juru bicara Academy of Nutrition and Dietetics, organisasi profesional makanan dan gizi terbesar di Amerika Serikat, Kelly Hogan dan Torey Armul memaparkan efek kandungan gula dalam buah untuk tubuh.

Asupan gula berlebih dapat mengakibatkan kenaikan berat badan, peningkatan risiko kardiovaskular, dan diabetes tipe dua.

Sayangnya, belum ada pernyataan pasti apakah hal yang sama berlaku untuk buah-buahan yang memiliki rasa manis.

Beberapa diet trendi seperti Whole30 dan Keto menerapkan pola konsumsi tanpa gula, termasuk gula yang terkandung dalam buah.

Ini menimbulkan kebingungan apakah buah yang notabene bergizi justru tak baik untuk kesehatan.

Baca: Al Ghazali & Dul Jaelani Menangis di Konser Dewa 19, Ingat Ahmad Dhani Mantan Suami Maia Estianty

Baca: Sempat Disensor! Raffi Ahmad Buka-bukaan Soal Ayu Ting Ting, Suami Nagita Slavina Ngaku Lelah

Baca: Tangis Nagita Slavina Diungkap sang Adik, Caca Tengker, Sifat Istri Raffi Ahmad Itu Pun Terbongkar

Baca: Reaksi Mulan Jameela Lihat Anak Ahmad Dhani dan Maia Estianty Menangis Saat Konser Dewa 19

Baca: Nasihat Hotman Paris ke Ayah Vanessa Angel tentang Cara Mendidik Anak Setelah Kasus Prostitusi Artis

Buah mengandung tiga jenis gula yaitu fruktosa, glukosa, dan kombinasi keduanya yang disebut sukrosa atau gula meja.

Gula adalah jenis karbohidrat yang merupakan sumber bahan bakar utama otak dan tubuh.

Penelitian menunjukkan terlalu banyak gula berdampak negatif pada kesehatan.

Riset yang diterbitkan dalam jurnal PLOS One menemukan setiap konsumsi 150 kalori gula tambahan mengakibatkan risiko diabetes naik sebesar 1,1 persen.

Riset lain yang diterbitkan dalam JAMA Internal Medicine menemukan fakta serupa.

Orang yang mengonsumsi gula paling banyak, 25 persen atau lebih dari asupan kalori, berisiko alami kematian tiga kali lebih besar akibat penyakit jantung.

Angka itu dibandingkan dengan mereka yang mengonsumsi kurang dari 10 persen gula tambahan dari asupan kalori.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved